Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana yang agak mencair beberapa hari terakhir seperti mulai mengeras lagi. Koalisi Merah Putih terindikasi tak ingin mengocok ulang komposisi pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan yang lain, yang sudah diatur sebelumnya. Sebaliknya Koalisi Indonesia Hebat menginginkan kocok ulang.
Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto mengatakan Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat hanya bisa lebih cepat berdamai kalau ada penambahan alat kelengkapan dewan.
“Yang sudah ada sekarang sulit untuk dibatalkan dan dipilih ulang,” kata Nico kepada CNN Indonesia, di Jakarta, Kamis (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat ini persis seperti yang diungkapkan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. "Bukan kocok ulang. Kocok ulang kan berarti yang ada sekarang dianggap tidak berlaku," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/11).
Menurut Fadli sejauh ini tidak ada kemungkinan untuk mengubah keputusan yang sudah disahkan oleh DPR terkait pimpinan alat kelengkapan DPR. (Baca:
Kocok Ulang Pimpinan AKD Tak Memungkinkan)
“Saya kira enggak ada rencana kocok ulang. Kalau dalam bentuk lain sesuatu yang memungkinkan, sesuai UU dan tata tertib tapi kalau kocok ulang tidak ada," kata Fadli lagi.
Solusi yang menurut Fadli masih memiliki kemungkinan adalah menambahkan jumlah alat kelengkapan dewan atau juga jumlah wakil ketua dalam alat kelengkapan dewan. "Tetap harus lewat proses yang konstitusional," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Tapi pernyataan Fadli ini berbeda dengan apa yang disebut oleh politikus Partai Nasional Demokrat, Patrice Rio Capella. Dia bilang Gerindra dan Partai Amanat Nasional justru setuju untuk memilih ulang pimpinan alat kelengkapan dewan. (Baca:
NasDem: Gerindra-PAN Setuju Beri Porsi KIH)
Terlepas dari kontroversi itu, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Helmy Faishal Zaini mengajak Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih untuk mendinginkan situasi.
“Agar gonjang ganjing di Senayan ini bisa kembali ke jalan yang benar," kata Helmy.