Jakarta, CNN Indonesia -- Musyawarah Nasional (Munas) akhirnya diputuskan untuk dipercepat menjadi 30 November 2014, setelah sebelumnya akan digelar Januari 2015. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie masih dinilai sebagai kandidat terkuat dalam bursa pemilihan orang nomor satu di partai beringin itu.
Menurut Ridwan Bae, Ketua DPD Sulawesi Tenggara Partai Golkar percepatan Munas bukan untuk menguntungkan salah satu calon ketua umum dan gerbongnya. Melainkan untuk memberikan waktu yang lebih panjang bagi partai agar langsung bekerja dan tidak ada waktu terbuang percuma.
"Bukan soal untung menguntungkan. Tapi sampai sekarang, saya lihat Ical yang paling kuat," kata Ridwan kepada CNN Indonesia, Rabu (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sebelumnya DPD I meminta Munas dilakukan pada 2015, hal itu menjadi sangat dinamis dan bisa berubah. Pasalnya, jika dilakukan 2015 akan banyak hambatan karena banyak anggota DPD I dan II yang harus segera bertugas, khususnya bagi mereka yang mengisi jabatan publik.
"DPD I dan II kan banyak yang jadi anggota DPR dan DPRD, jadi agar tidak mengganggu mereka yang berkerja," ujar Ridwan. Dalam Rapimnas yang digelar di Yogyakarta telah diputuskan bahwa hajatan Munas ke IX Partai Golkar akan dihelat di Kota Kembang Bandung.
Polemik musyawarah nasional Golkar memang membuat partai ini seolah terbelah. Satu kubu berada dalam barisan bersama Ketua Umum Aburizal Bakrie, sementara lainnya berada berseberangan. Alhasil, tiga kader potensial Golkar, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Poempida Hidayatullah, dan Nusron Wahid dipecat dari keanggotaan Golkar.