MUNAS GOLKAR

Tak Ada Demokrasi di Munas, Airlangga Mundur

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2014 23:27 WIB
Airlangga menilai, tata tertib disusun untuk sebuah proses yang tidak demokratis. Mekanisme pendafataran calon ketua umum juga tidak sesuai AD/ART
Airlangga Hartarto di Munas IX Golkar, Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (30/11). (CNN Indonesia/Hafizd Mukti Ahmad)
Nusa Dua, CNN Indonesia -- Calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mundur dari pencolonan orang nomor satu di partai berlambang beringin itu.
Wakil Bendahara Umum Golkar ini menilai tak ada lagi proses demokrasi di dalam Munas IX Partai Golkar.

Airlangga adalah satu dari dua calon yang akan bertarung selain Aburizal Bakrie atau Ical. Calon lainnya, MS Hidayat sudah lebih dulu mundur.

Airlangga mengaku mengikuti Munas sejak awal pembukaan kemarin.  Dari awal, materi yang dibahas menurutnya tidak sesuai dengan apa yang dibahas dalam rapat pleno DPP Golkar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini pertama kali dalam 50 tahun usia Golkar, materi terkait jadwal dan tata tertib diembargo," kata Airlangga.

Dari sini menurutnya, tata tertib disusun untuk sebuah proses yang tidak demokratis. Ia melihat, proses sudah dikondisikan sejak mulai pandangan DPD pada laporan pertanggungjawaban Ical sebagai ketua umum.

"Pandangan daerah diganti menjadi pandangan untuk menjalankan proses demokrasi yang seharusnya dijadwal setelahnya," kata Airlagga.

Tata tertib yang disusun juga dinilainya dipaksakan untuk disahkan oleh pemimpin sidang.

Selain itu hal yang membuat Airlangga keberatan adalah terkait mekanisme pendaftaran calon ketua umum. Dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Golkar, diatur voting dua putaran.

Namun yang terjadi adalah putaran pertama yang mengharuskan perolehan 30 persen dukungan, diubah menjadi syarat surat dukungan. Ini harus dibuktikan dalam tanda tangan dukungan dalam Munas. "Ini belum dipublikasikan," katanya.

Harusnya, lanjut Airlangga panitia mempublikasikan persyaratan calon.

Airlangga yang mengaku sudah mendapat 250 surat dukungan atau  40 persen, diminta membuat surat dukungan baru. "Surat yang di luar Munas dianggap tidak berlaku," ujar Airlangga.

Airlangga mengaku tidak takut bersaing meski dengan Ical sekalipun sebagai petahana. Namun dengan proses yang tidak demokratis seperti saat ini, Airlangga menilai kesempatan untuknya sudah tertutup.

Airlangga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan padanya. Namun keadaanlah yang memaksanya untuk mengundurkan diri.

"Selanjutnya saya tidak ikut bertanggung jawab pada hasil akhir Munas ini," kata Airlangga.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER