MUNAS GOLKAR

Agung Dipecat, Kalla Nilai Munas Tak Demokratis

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 08:35 WIB
Musyawarah Nasional Partai Golkar memecat 9 kader Golkar. Mayoritas anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dianggap Ical berupaya mengkudetanya.
Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla menyesalkan pecat-memecat yang terjadi di partainya. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan wakil ketua umum Golkar Jusuf Kalla menilai pemecatan sembilan kader Partai Golkar merupakan tanda bahwa Musyawarah Nasional IV Golkar di Bali berjalan tak demokratis. Padahal sebagai salah satu pilar demokrasi, partai politik seperti Golkar mestinya bisa bertindak demokratis.

"Masyarakat bisa menilai sendiri. Jika ingin hasil baik, maka proses juga harus baik," kata Kalla di Jakarta, Selasa malam (2/12). Golkar, menurut Kalla, seharusnya mengedepankan asas tranparansi.

Sembilan kader yang dipecat dari Golkar adalah Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Priyo Budi Santoso, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Agun Gunanjar, Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Leo Nanaban, Lawrence Siburian, Nusron Wahid, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Yorrys Raweyai, dan Zainuddin Amali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka semua dipecat karena dianggap membelot dan berpotensi memecah-belah kader Golkar. Pemecatan tersebut, menurut Ketua Panitia Pengarah Munas Nurdin Halid, telah disetujui seluruh peserta Munas.

Sementara soal rekaman yang diduga suara Nurdin Halid yang sedang mengarahkan para Dewan Pimpinan Daerah I Golkar untuk memenangkan Ical, Kalla enggan menanggapinya. Ia belum mendengar isi rekaman tersebut.

Dalam rekaman yang sudah tersebar tersebut, Nurdin Halid menyatakan Munas akan sukses jika Aburizal Bakrie terpilih kembali sebagai Ketua Umum Golkar. Namun Nurdin membantah mengarahkan DPD I Golkar untuk memenangkan Ical. Ia hanya menyebut pertemuan itu sebagai konsolidasi pra-Munas.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER