Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) Bambang Soesatyo mempertanyakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menekankan Golkar segera islah ketimbang menyelesaikan konflik di pengadilan. Survei LSI menyebutkan, langkah islah perlu dilakukan agar Golkar tidak menjadi kenangan dalam buku sejarah politik Indonesia.
"Saya curiga kok survei itu lebih menekankan pada islah? Bukan kepada penyelesaian hukum di pengadilan biar terbuka semua. Mana Musyarah Nasional yang memenuhi aturan dan mendapat dukungan DPD I dan DPD II se-Indonesia. Mana Munas yg seada-adanya," kata Bambang melalui pesan singkat, Ahad (21/12).
Menurut Bambang, Golkar tidak menyoalkan hasil survei tersebut. Namun hasil tersebut dianggap hanya perkiraan bahkan semata-mata buatan dari LSI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei LSI yang melibatkan 1.200 responden tersebut, sebanyak 72,94 persen responden menginginkan islah terjadi melalui jalur internal partai. Ardian Sopa, peneliti LSI versi Denny JA mengungkapkan, ada empat alasan yang mendasari rakyat ingin konflik Golkar selesai lewat mekanisme internal partai.
Alasan pertama, Golkar diposisikan sebagai penyangga politik Indonesia. Kedua, jika Golkar islah akan jaid panduan partai lain di Indonesia. Ketiga, penyelesaian lewat jalur pengadilan menambah dalam konflik. Keempat, jalur pengadilan membuat rakyat menilai Golkar punya tradisi panjang dalam selesaikan konflik internal.
Menurut Adrian, hilangnya kepercayaan masyarakat pada partai berlambang beringin membuat Golkar bisa kehilangan suara pada pemilihan umum 2019. Namun, hal tersebut dimentahkan Bambang.
"Jadi kalau ada yang bilang Golkar bakal karam kalau tidak segera islah, menurut saya itu hanya upaya menakut-nakuti saja. Saya tidak tahu maksudnya apa. Mengingat pemilu masih lima tahun lagi. Orang Betawi bilang, Belanda masih jauh," ujar Sekretaris fraksi Golkar ini.
Bambang menjelaskan, kisruh dualisme yang terjadi di Golkar hanya soal perbedaan ambisi di antara para elite yang tidak akan berpengaruh terhadap level bawah partai beringin.
Karena itu dia optimistis Golkar akan kembali solid setelah menempuh upaya hukum di pengadilan. Dia juga mengimbau kubu Agung Laksono untuk mempersiapkan diri dan bukti-bukti hukum yang sah dan sesuai AD/ART partai untuk dibawa ke meja hijau.