Jakarta, CNN Indonesia -- Konflik yang mendera Partai Golongan Karya membuat masyarakat ingin ikut berandil dalam penyelesaian konflik tersebut. Selain meminta penyelesaian melalui internal, masyarakat juga memberikan dua opsi jika islah melalui internal benar terjadi.
"Opsi pertama adalah agara Partai Golkar melakukan Musyawarah Nasional Rekonsiliasi," ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, Ardian Sopa di kantornya, Jumat lalu. Opsi tersebut sama seperti yang pernah ditawarkan oleh Hajrianto Y. Thohari.
Menurut Ardian musyawarah rekonsiliasi bisa dilakukan setelah adanya kesepakatan kedua kubu perihal panitia, tempat, serta waktu penyelenggaraannya. "Dalam munas tersebut nantinya semua pihak diperbolehkan bertarung kembali dan yang terpilih akan diakui bersama," kata Ardian.
Namun, kata Ardian, Munas rekonsiliasi memiliki beberapa kendala yang cukup vital. "Publik menilai Munas rekonsiliasi akan mengeluarkan banyak uang serta membutuhkan persiapan yang cukup lama," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Munas rekonsiliasi, survei yang dilakukan LSI menunjukkan masyarakat ingin Partai Golkar berbagi kekuasaan atau
power sharing. Menurut masyarakat opsi tersebut berbiaya lebih murah dan lebih cepat dibanding opsi Munas rekonsiliasi.
"Kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie harus sepakat untuk mengelola Partai Golkar secara bersama-sama serta semua pihak diakomodasi dalam jabatan dan perannya," kata Ardian.
Namun opsi kedua pun punya kelemahan karena kedua kubu harus legowo untuk berbagi. Hal tersebut sulit terjadi mengingat pandangan politik kedua kubu berbeda 180 derajat. Kubu Agung Laksono tetap berkukuh syarat yang mereka ajukan harus disetujui oleh kubu Aburizal Bakrie.
Sementara kubu Aburizal Bakrie menginginkan kubu Agung Laksono menuruti aturan yanh sudah berlaku di kubunya. Akibat kekeraskepalaan keduanya, Bendahara Umum versi Aburizal Bakrie Bambang Soesatyo menantang kubu Agung Laksono untuk menyelesaikan perkara konflik di pengadilan.
Tantangan tersebut ditanggapi dingin oleh kubu Agung Laksono yang masih optimis perdamaian bisa terjadi melalui jalur internal. "Dinamika bisa terjadi saat perundingan," kata Zainuddin Amali beberapa waktu lalu.
Sebagai catatan, kedua kubu sudah menyiapkan orang-orang untuk melakukan perundingan agar tercipta perdamaian secara internal. Kubu Agung Laksono mengutus Agun Gunanjar, Priyo Budi Santoso, Andi Mattalatta, Yorrys Raweyai, serta Ibnu Munzir untuk berunding dengan perwakilan Aburizal Bakrie yakni MS Hidayat dan Sjarif Cicip Sutarjo.