Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengklaim Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri tak terpisahkan satu sama lain meski soal calon Kapolri Komjen Budi Gunawan disebut sejumlah pihak memantik keretakan di antara mereka.
“Saya ingin tegaskan, secanggih apapun (upaya memisahkan Megawati dan Jokowi), hubungan personal mereka sudah terbangun secara dalam sejak 2004,” kata politikus senior PDIP Pramono Anung dalam sebuah acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/2).
Sejak Jokowi terjun ke politik, ujar Pram, Megawati selaku Ketua Umum PDIP sangat memberi ruang kepada dia. “Mulai ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo periode pertama, Wali Kota Solo periode kedua, sampai Gubernur DKI Jakarta,” kata Pram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pram tak menampik isu ketegangan antara Jokowi dan Megawati semakin santer dibicarakan. “Saya melihat itu tergambar dengan jelas di ruang,” ujarnya.
Mantan Wakil Ketua DPR itu mengatakan ada dua perspektif yang menjadikan hubungan antara Megawati dan Jokowi tak dapat dipisahkan, yaitu dalam konteks personal dan kenegaraan.
“Kalau yang bersifat personal, Ibu Mega selalu memanggil Jokowi dengan sebutan ‘Dek.’ Sementara dalam hubungan kenegaraan, Ibu Mega memanggil Jokowi dengan panggilan 'Bapak Presiden,’” kata Pram.
Menurut Pramono, Jokowi pun menyadari Megawati memanggilnya dengan dua sapaan berbeda. Apabila pada suatu kesempatan Megawati memanggil Jokowi dengan sebutan ‘Dek,’ Jokowi menganggap situasi itu bersifat personal dan tidak masuk ke wilayah ketatanegaraan.
Pram yakin betul Jokowi tak akan berpaling dari Megawati lantaran karakter Jawa sang Presiden. “Karakter Jokowi sebagai orang Jawa yang dibesarkan ibunya sejak kecil, pasti akan patuh dan taat dengan Megawati dalam hubungan personal,” ujarnya.
Ketegangan antara Jokowi dan Megawati diduga makin meruncing pasca sang Presiden menolak keinginan Ketua Umum PDIP itu untuk melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Penolakan itu dikemukakan Jokowi ke Megawati dalam pertemuan antara mereka bersama para pemimpin partai politik Koalisi Merah Putih di Istana Merdeka, Selasa sore (3/2).
Isi pertemuan itu diceritakan Jokowi kepada Ketua Tim 9 Syafii Marif via telepon. Menurut Syafii, Mega berkukuh meminta Budi Gunawan dilantik sebagai Kapolri. Sebaliknya, Jokowi berkeras tak mau melantik Budi Gunawan karena status hukumnya sebagai tersangka kasus rekening gendut di Komisi Pemberantasan Korupsi.
(agk)