Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham, menyatakan pernyataan kubu Agung Laksono yang hendak merebut fraksi partai berlambang pohon beringin adalah sebuah ungkapan yang mencederai demokrasi.
Ia heran orang-orang yang pernah menjadi pimpinan DPR seperti Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso bisa mengambil sikap seperti itu.
"Kami ingin mengingatkan ke mereka, ancam-mengancam dan tekan-menekan tidak hanya bertentangan dengan perjuangan Golkar tapi akan merusak citra Golkar di tengah rakyat serta mendegradasi ketokohan orang yang ada di sana (kubu Munas Ancol), " kata Idrus di kantor Fraksi Golkar, Jakarta, Minggu (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Fokus Dua Golkar Berebut Lantai 12Idrus menambahkan, Agung yang menjabat ketua DPR periode 2004 hingga 2009 dan Priyo yang merupakan wakil ketua DPR periode 2009 hingga 2014 seharusnya mengetahui mekanisme pergantian pimpinan fraksi. Ia pun mempertanyakan kehadiran Agus Gumiwang Kartasasmita yang berusaha merebut kantor Fraksi Golkar di lantai 12, Gedung DPR.
"Minggu lalu dia datang ke sini. Dia mengirim surat dan sudah mengatasnamakan fraksi. Dia dulu kami pecat," kata Idrus.
Ia berkata bahwa Badan Kehormatan DPR sepatutnya mengambil langkah jelas terkait hal ini. "Dia tiba-tiba datang dan menyatakan diri sebagai pimpinan fraksi. Ini hebat," kata Idrus melanjutkan.
Lebih lanjut lagi, Idrus yang didampingi Bambang Soesatyo dan Ade Komaruddin menyatakan tidak akan gentar menghadapi ancaman kubu Agung. Meski demikian, ia dan koleganya tidak ingin terseret ke arus pertikaian antar kelompok.
"Kami tak pernah takut ancaman. Kami malu kalau melayani cara-cara seperti itu. Apa kata dunia kalau kami terpancing, politik santun simpati kepada rakyat," kata Idrus menegaskan.
Idrus pun mendesak Agung cs untuk menghentikan menebar ancaman. "Kami ingin mengimbau kepada mereka agar menghentikan cara berpolitik seperti itu," katanya.
(utd)