Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kekuatan dan pihak-pihak yang dipandang memiliki tujuan untuk memecah hubungan antara Presiden Joko Widodo dengan PDI Perjuangan saat ini.
Karenanya, Jokowi diharap mampu mengetahui peta politik di 'sekitar' lingkungan Istana Negara agar dapat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan kedepannya.
Selain dituntut untuk memetakan aktor-aktor yang berada di sekitarnya, Jokowi juga diminta untuk sadar bahwa kekuatan politik pendukung ia yang paling setia sampai saat ini hanya PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jokowi harus tahu bahwa kekuatan politik
real pendukung dia saat ini adalah PDIP. Ada kekuatan di luar (PDIP dan Jokowi) yang mencoba memisahkan Jokowi dengan Megawati. Cobalah Jokowi perbaiki perbaiki hubungan dengan Mega," ujar Pakar Psikologi dari Universitas Indonesia Dewi Haroen di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (11/4).
Senada dengan pendapat Dewi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Projo, Sunggul Hamonangan Sirait, juga mengatakan kecurigaannya terhadap kehadiran beberapa aktor di sekitar pusat kekuasaan yang mencoba untuk mengambil keuntungan golongan dan pribadi.
Sunggul pun memandang sindiran-sindiran yang diberikan Megawati dalam pembukaan Kongres IV PDIP beberapa hari lalu sebenarnya ditujukan kepada aktor-aktor pengambil keuntungan pribadi tersebut.
"Kami menduga ada orang di sekitar Jokowi yang sebelum Pilprea memaki Jokowi, bahkan mendukung pihak lawan, namun begitu dilihat angin kemenangan mengarah ke Jokowi mereka muncul bak pahlawan kesiangan. Itulah yang menjadi target sebenarnya dari pidato Ibu Mega (dalam pembukaan Kongres IV PDIP) kemarin," ujar Sunggul.
"Ibu Mega sebenarnya bukan ngomong dan menyindir ke Jokowi langsung, justru ia ngomong kepada penumpang gelapnya tadi, orang yang tidak bisa membangun partai tapi ikut di tikungan," kata Dewi melanjutkan pernyataan Sunggul. (
Baca: FOKUS Kongres Partai Penguasa)
(meg)