Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengomentari perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo kemarin (12/8) siang. Ia mengatakan perombakan kabinet adalah kesatuan dari tiga peristiwa politik.
"Peristiwa politik kekuasaan, pembangunan dan kenegaraan yang tidak bisa dipisahkan," ujar Budiman, Kamis (13/8).
Terkait hal itu, ia menceritakan bagaimana mantan Presiden Brasil Lula da Silva membagi pemerintahannya dalam tiga kaki. Ada pun bagian yang pertama adalah tim politik manajerial yang terdiri atas para menteri, pengurus partai, pengusaha, pengurus serikat buruh dan tani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian kedua adalah penyatuan tim penelitian dan pengembangan (litbang) dalam satu lembaga. Di Brasil, ujar Budiman, Tim Litbang disatukan dalam IPEA (Instituto de Pesquisa Economica Aplicada/ Institute of Applied Economy).
"Jadi litbang ini menuntun semua kementerian policy harus mengacu pada rekomendasi," tutur anggota Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR ini.
Bagian ketiga adalah tim gerakan, yang terdiri dari para lembaga pendamping yang bekerja secara paralel dengan kabinet untuk memastikan kebijakan-kebijakannya pro rakyat. Budiman mengatakan bagian ini seperti para aktivis-aktivis gerakan dan relawan yang turut mengawal pemerintahan.
"Kebijakan selalu terkawal supaya kuat secara keilmuan dan kerakyatan," katanya.
Oleh sebab itu, Budiman mengatakan tidak ada salahnya apabila Presiden Jokowi dapat menjadikan sistem tiga kaki tersebut menjadi referensi untuk menjalankan roda pemerintahan bersama dengan jajaran menteri yang telah dirombaknya.
(pit)