Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Rizal Ramli sempat meredup usai tidak lagi menjadi menteri. Saat era Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Rizal memegang posisi penting. Dia menjadi Menko Perekonomian.
Kini, Rizal Ramli kembali berada di pusat kekuasaan dengan menjadi Menko Kemaritiman Kabinet Kerja Jokowi menggantikan Indroyono Soesilo.
Usai dilantik di Istana Negara, Rabu (12/8), Rizal sedikit cerita soal dirinya dipilih Jokowi untuk mengisi pos penting yang membawahi Kementerian Perhubungan, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebelumnya sudah beberapa kali dipanggil presiden, tapi sifatnya diskusi saja,” kata Rizal.
Kepastian pemberitahuan bahwa dirinya akan menjadi Menko Kemaritiman sebut Rizal didapatkannya pagi hari sebelum pelantikan. “Sebelum tadi pagi sempat dipanggil presiden,” ujarnya.
Disebutkan bahwa malam kemarin, Presiden Jokowi bertemu empat mata dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara membicarakan beberapa hal, salah satunya soal reshuffle. Usai itu, Jokowi memanggil ke Istana Negara calon menteri baru, salah satunya Rizal Ramli.
Rizal mengaku dirinya sebetulnya ragu untuk menerima jabatan Menko Kemaritiman. Rizal mengaku dirinya bukanlah orang yang meminta jabatan. Rizal mengaku dulu dia juga pernah menolak ketika ditawari untuk jadi menteri.
Namun, Jokowi mampu meyakinkannya agar bersedia menerima jabatan tersebut. Rizal mengungkapkan, Jokowi mengatakan pada dirinya bahwa yang meminta ini bukan hanya Jokowi sebagai presiden. “Saya ini apalah,” kata Rizal menirukan Jokowi.
Jokowi, lanjut Rizal kemudian mengatakan bahwa yang meminta ini rakyat Indonesia, apalagi kini banyak masalah yang dihadapi Indonesia dan sudah sulit sekali.
“Tapi karena beliau ngomong begitu, saya lemas. Akhirnya saya terima. Saya terharu Presiden Jokowi betul-betul minta saya untuk bergabung dan saya putuskan bersedia bantu Presiden,” kata Rizal.
Meski telah diminta oleh Jokowi dan berada di dalam pemerintahan, Rizal menegaskan dirinya akan tetap kritis. "Ya kamu kan sudah kenal saya di mana pun saya berada kan (kritis),” ujarnya.
BACA FOKUS:
Bongkar Pasang Menteri Jokowi
Rizal masih belum mau berbicara hal teknis apa yang akan dilakukannya. Termasuk apakah dia akan melakukan perubahan terkait dwelling time. "Saya kira soal-soal teknis itu nanti kita selesaikan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Jokowi sebelum reshuffle marah-marah karena dwelling time (waktu bongkar muat) di Pelabuhan Tanjung Priok masih lama. Kemarahan itu dilontarkan Jokowi saat melakukan sidak ke Tanjung Priok.
Jokowi lalu mengancam akan memecat pejabat-pejabat terkait, termasuk mengganti menteri yang terkait dengan masalah ini. Kasus dwelling time ini ditangani Polda Metro Jaya dan beberapa pejabat Kementerian Perdagangan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Saat ditanya perubahan apa yang diinginkan Jokowi terkait kemaritiman, Rizal hanya mengatakan bahwa dirinya dipilih Jokowi karena dinilai memiliki visi yang jelas dan berani. “ Ya saya minta Mas Rizal lakukan apa yang Mas Rizal anggap penting untuk perubahan ke arah yang lebih baik,” ujar Rizal menirukan Jokowi.
Rizal lalu menjelaskan tantangan maritim Indonesia ke depan dimulai dengan kekurang tepatan istilah Menko Kemaritiman. "Sebetulnya istilah yang lebih cocok bukan maritim tetapi Menko Maritim dan Sumber Daya,” ujarnya.
Rizal menyebut demikian karena Menko Kemaritiman di bawahnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Perhubungan. Rizal menyebut sumber daya alam dan sumber daya manusia adalah keunggulan Indonesia. “Sayang manfaatnya selama ini untuk rakyat, kecil. Ini mesti kita ubah, ” tuturnya.
Kedua, Rizal menyebut banyak inefisiensi menyangkut sumber daya alam, termasuk energi. Inefisiensi itu juga terjadi di bidang perhubungan. Rizal melihat banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi. Efisiensi di bidang-bidang ini disebut Rizal penting dilakukan agar rakyat senang dan Indonesia akan lebih kompetitif. "Ini hal yang akan kita lakukan supaya ada perubahan dan lebih baik,” katanya.
Selain itu, Rizal juga menegaskan bahwa cara pikir kita soal Indonesia juga perlu diubah. Indonesia, sebutnya, bukan hanya negara maritim, tetapi negara yang strategis. Ini tentu memerlukan juga perbaikan. Rizal menyebutkan perbaikan itu soal infrastruktur. Dia juga menyebut perlunya investasi, terutama investasi untuk luar Jawa.
Indonesia sebagai negara maritim yang strategis, ungkap Rizal, harus pula memberikan manfaat bagi rakyat, terutama dari segi perdagangan. Atas dasar itu, Rizal sudah memberikan pujian terhadap koleganya, menteri perdagangan yang baru, Thomas Lembong. "Saya senang mendag-nya Thomas Lembong. Itu orang yang mengerti banyak masalah soal perdagangan,” katanya.
BACA FOKUS:
Bongkar Pasang Menteri Jokowi