Pengamat: Tarikan Politisi Sipil Ganggu Reformasi TNI

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2015 20:19 WIB
Ikrar memperkirakan jika hubungan pertemanan ini digunakan untuk pilkada maka TNI akan masuk ke politik praktis.
Aksi Beladiri Tangan Kosong Prajurit TNI AD (agung pambudhy, detikfoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah anggota Tentara Nasional Indonesia baik di pusat atau di daerah masih banyak yang ditarik untuk masuk ke dalam lingkaran politik Indonesia. Meski bukan menjadi faktor utama kegagalan reformasi TNI, tarikan politik ini dianggap mengganggu reformasi di internal TNI.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ikrar Nusa Bhakti mengatakan bahwa tarikan politik tersebut muncul sebagai tanda bahwa terganggunya reformasi TNI bukan diakibatkan oleh internal TNI saja melainkan ada juga gangguan dari eksternal. "Gangguan reformasi TNI datang dari luar, jadi untuk menjadi TNI profesional mereka terganggu oleh ketidakmampuan politisi sipil untul berjaya di dunia politik tanpa bantuan TNI ataupun Polri," kata Ikrar saat menghadiri diskusi di Komnas HAM, Senin (5/10).


Ihwal keterlibatan politisi sipil dalam menarik anggota TNI, Ikrar mengatakan ini terjadi karena mereka membutuhkan dukungan militer untuk menang di pemilihan kepala daerah. Para politisi ini disebutnya tidak memiliki kepercayaan diri. "Kelemahan politisi sipil adalah banyak dari mereka yang tidak punya kepercayaan diri, kita bisa melihat nanti di Pilkada 2015," kata Ikrar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER