Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin bakal bersaksi dalam kasus dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto di hadapan Mahkamah Kehormatan Dewan hari ini.
"Kami mengundang saksi-saksi, Maroef Sjamsoeddin dan M. Riza Chalid," kata Ketua MKD Surrahman Hidayat di Jakarta, Kamis (3/12).
Maroef, menurut Menteri ESDM Sudirman Said, adalah orang yang menyerahkan rekaman pembicaraan terkait lobi perpanjangan kontrak Freeport Indonesia yang melibatkan Setya, Riza Chalid, serta Maroef sendiri, kepada Sudirman.
Berdasarkan rekaman itu, Setya Novanto diduga mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam upayanya memuluskan perpanjangan kontrak bagi Freeport Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa Maroef Sjamsoeddin? Ketimbang dia, orang lebih mengenal kakaknya, Sjafrie Sjamsoeddin yang menjabat Wakil Menteri Pertahanan pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Sama seperti sang kakak, Maroef juga malang-melintang di dunia militer dan pertahanan Indonesia. Keduanya sama-sama prajurit dengan karier panjang di Tentara Nasional Indonesia. Bila Sjafrie berkiprah di TNI Angkatan Darat, Maroef memilih TNI Angkatan Udara.
Dahulu jauh sebelum bergabung dengan Freeport Indonesia, Maroef ialah perwira tinggi yang menjabat Komandan Skuadron 465 Korps Pasukan Khas TNI AU. Bermula dari militer, Maroef dipercaya menjadi Atase Pertahanan RI untuk Brasil.
Perjalanan karier Maroef selanjutnya ialah dunia intelijen. Dia tak lain merupakan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Republik Indonesia periode 2011-2014. Di BIN, Maroef juga pernah memegang jabatan sebagai Staf Ahli Pertahanan Keamanan dan Direktur Kontra Separatis.
Kecakapan dan pengalaman Maroef di bidang pertahanan, militer, dan intelijen akhirnya membuat Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia James Robert Moffett jatuh hati padanya.
Awal ketertarikan Moffett pada Maroef adalah ketika sang Wakil Kepala BIN menangani pemogokan karyawan Freeport Indonesia pada tahun 2011.
Maroef berhasil mengatasi pemogokan itu, dan Moffett di kemudian hari menawarkan jabatan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia kepada Maroef.
Moffet yakin, Maroef mampu memimpin Freeport Indonesia, termasuk memperoleh perpanjangan kontrak karya di Indonesia.
Maroef pun memutuskan untuk menerima tawaran Moffett, dan jabatan baru resmi diembannya pada 7 Januari 2015: Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.
Bila dulu Maroef bertempur di balik layar sebagai intelijen, kali ini ia akan berada di pusaran badai. Suaranya dinantikan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan.
(agk)