JK: Tinggal Ketua MPR dan DPD, Ketua DPR Sudah Hilang

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2015 10:52 WIB
Ketua DPR Setya Novanto tak hadir dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi yang digelar di komplek parlemen.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, di komplek MPR/DPR nantinya hanya akan ada Ketua MPR dan Ketua DPD. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyentil perkara dugaan pelanggaran etik yang menjerat Ketua DPR Setya Novanto. JK dengan jelas menyebut nantinya di Komplek Parlemen hanya ada dua pimpinan yakni Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah.

"Saya tadi bilang ke Ketua MPR, nanti tinggal dua pimpinan yang akan selalu hadir. Tinggal Ketua MPR dan Ketua DPD, karena yang satunya sudah hilang," kata JK saat dalam pidato pembuka Koferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Gedung DPR, Kamis (3/12).

Setya Novanto memang tidak terlihat di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi itu. Wapres hanya didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD Irman Gusman.

Dalam pidatonya, JK mengatakan telah terjadi suatu ironi di Gedung DPR dalam dua hari terkahir. Tadi malam digelar sidang Mahkamah Kehormatan Dewan di mana diperdengarkan secara terbuka upaya korupsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pagi ini di tempat yang sama digelar konferensi nasional pemberantasan korupsi. Sesuatu yang disebut sebagai hal yang tragis bagi bangsa ini oleh JK.

"Belum 12 jam terjadi di kompleks ini. Masih panas kepala untuk mengambil keputusan," katanya.

JK juga memberi komentar pada isi rekaman pembicaraan yang diduga kuat antara Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur Utama PT Freeport Maroef Sjamsoeddin.

JK mengatakan, jika benar akan ada upaya korupsi dalam pembicaraan tersebut, maka pelakunya adalah orang serakah. Mereka yang disebut JK bukan orang miskin yang tak kekurangan makan. "Tapi karena keserakahan maka itu bisa terjadi," katanya.

Dan yang lebih memalukan lagi, dalam rencana tersebut turut disebut Presiden dan Wakil Presiden. Karena itu JK jelas menyebut, jika benar ada upaya korupsi, maka telah terjadi skandal terbesar di negeri ini.

"Sekarang berani dilibatkannya wakil presiden dan terjadi di lingkungan terhormat ini," kata JK.

Kemarin telah digelar sidang perdana dugaan pelanggaran etika Setya Novanto oleh Mahkamah Kehormatan Dewan di DPR. Sidang pertama menghadirkan Sudirman Said selaku pengadu.

Hari ini sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER