Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah Indonesia tidak akan bergabung dengan koalisi negara-negara Islam yang bersepakat memerangi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
Alasan pemerintah, tutur Luhut, koalisi yang dipimpin Arab Saudi tersebut merupakan koalisi militer. "Kami belum ingin masuk karena itu aliansi militer," ujarnya di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, Jakarta, Rabu (16/12).
Luhut menuturkan, untuk memerangi ISIS, pemerintah tidak akan menggunakan kekuatan militer, melainkan dengan pendekatan yang manusiawi atau
soft approach.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin penanganan ISIS ini dengan mensosialisasikan Islam yang ramah, Islam yang kasih sayang, bukan yang brutal seperti yang dibawa ISIS," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Selasa (15/12) kemarin Arab Saudi menggagas sebuah aliansi militer untuk memerangi terorisme. Aliansi itu akan berbasis di Riyadh.
Negara yang bergabung ke aliansi itu antara lain Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, Malaysia, Pakistan dan negara-negara Teluk Arab dan Afrika.
"Menjadi kewajiban untuk melindungi negara Islam dari kejahatan semua kelompok teroris dan organisasi apa pun sekte dan nama mereka, yang menyerukan kematian dan membuat kerusakan di muka bumi dan bertujuan untuk meneror orang yang tidak bersalah," tulis pernyataan aliansi itu, seperti diberitakan kantor berita Reuters.
Pekan lalu, kepada CNN Indonesia, Luhut mengakui jelang akhir tahun 2015 pemerintah mendeteksi potensi aksi teror ISIS di Solo, Jawa Tengah dan Jakarta. Ia berkata, pemerintah menganggap serius ancaman tersebut.
"Memang ada ancaman ISIS di dekat Jakarta. Ada juga yang aktif di dekat Solo. Tapi tak perlu khawatir, semua kami monitor. Bahkan, di Solo sudah ada 80 persen kami bisa tahu pergerakannya dan kaitannya ke Jakarta," kata Luhut, Jumat (11/12).
(obs)