Jakarta, CNN Indonesia -- Usai melengserkan diri dari jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto melakukan perombakan besar-besaran di struktur kepengurusan fraksi dan alat kelengkapan dewan di DPR. Ia memanfaatkan jabatannya yang baru sebagai Ketua Fraksi untuk menyusun ulang struktur keanggotaan di parlemen.
Perombakan masif yang dilakukan oleh Setya Novanto meliputi keanggotaan fraksi dalam alat kelengkapan dewan di tingkat Komisi, Badan Musyawarah, Badan Legisasi, Badan Urusan Rumah Tangga, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen, Badan Anggaran, dan Mahkamah Kehormatan Dewan.
Penetapan susunan dan keanggotaan fraksi dalam alat kelengkapan dewan Golkar tersebut ditandatangani oleh Setya dan diserahkan kepada pihak Kesekretariatan Jenderal DPR per Kamis (21/1). Namun rupanya tak sedikit legislator Golkar di DPR yang belum mengetahui kabar perombakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setya Novanto rupanya telah melakukan perombakan secara sepihak tanpa terlebih dulu melakukan pendekatan persuasif ataupun menjalin komunikasi dengan mereka yang posisinya mengalami pergesaran jabatan di parlemen.
Hal tersebut diakui oleh Bambang Soesatyo, Sekretaris Fraksi Golkar yang kini diplot oleh Setya untuk menjadi Ketua Komisi Hukum DPR. Meski Bambang sudah tahu dirinya akan bertukar tempat dengan posisi yang dijabat Aziz Syamsudin, dia mendapati sejumlah kolega yang mempertanyakan dan bahkan mengeluhkan perombakan diam-diam yang dilakukan Setya.
Bambang sendiri mengaku kaget. Dia menduga perombakan hanya akan berlaku pada dirinya dan Ahmadi Noor Supit, mantan Ketua Banggar yang kini diplot oleh Setya menjadi Ketua Komisi XI. Posisi Supit sendiri kini diisi oleh Kahar Muzakir, orang yang membela Setya saat tersangkut kasus di Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Rupanya perombakan ini telah melebar ke yang lain. Saya berharap kejadiannya tidak seperti ini, demi menghindari potensi kegaduhan," ujar Bambang saat ditemui di Gedung DPR.
Bambang khawatir perombakan masif yang dilakukan oleh Setya malah semakin mengganggu soliditas partai yang saat ini tengah berupaya mencari jalan keluar dari krisis melalui ragam cara, yang juga menjadi perdebatan di antara dua kubu yang telah lebih dulu membelah partai beringin.
"Jelas ini
timing-nya tidak tepat. Semua orang terkejut," kata Bambang.
Beberapa nama dan posisi penting yang mengalami perombakan antara lain Tantowi Yahya dari Wakil Ketua Komisi I digantikan Meutya Viada Hafid. Tantowi menggantikan Meutya sebagai Wakil Ketua BKSAP.
Muhammad Misbakhun digeser dari Komisi XI ke Komisi II. Bambang Soesatyo dari Sekretaris Fraksi menjadi Ketua Komisi III, bertukar posisi dengan Azizi Syamsuddin.
Fadel Muhammad dari Ketua Komisi XI bergeser menjadi Wakil Ketua Komisi VII menggantikan Satya Yudha. Posisi Fadel di Komisi XI digantikan Ahmadi Noor Supit yang sebelumnya Ketua Banggar. Posisi Ketua Banggar diisi Kahar Muzakir.
John Kenedy Aziz dari Komisi III digeser ke Komisi IX. Sementara Ade Komaruddin dari Komisi XI digeser ke Komisi. IX.
Wakil Ketua Komisi X Ridwan Hisyam digantikan oleh Ferdiansyah. Sementara Budi Supriyanto digeser dari Komisi V ke Komisi X.
Selain Supit, di Komisi XI juga diisi Edison Betaubun yang digeser dari Komisi III. Airlangga Hartarto dari komisi VI digeser ke Komisi XI. Agus Gumiwang dari Komisi VIII juga digeser ke Komisi XI.
Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan dari Golkar semuanya diganti. Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Adies Kadir digantikan Lili Asdjudiredja, Saiful Bahri Ruray, dan Ahmad Zacky Siradj.
Tantowi Yahya yang mendapat pergeseran posisi pun turut mempertanyakan langkah kebijakan yang telah diambil oleh Setya Novanto. Pasalnya, dia sama sekali tidak diajak berkomunikasi untuk merembukkan keputusan Setya.
"Ini dipastikan akan terjadi kegelisahan. Memang hak fraksi dan DPP untuk melakukan pergantian, tapi sebaiknya dilakukan komunikasi dulu, supaya wajah fraksi dan kinerja fraksi tidak terganggu," kata Tantowi.
Sementara itu Ketua DPR Ade Komarudin yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar mengaku belum mengetahui detail perombakan yang dilakukan oleh Setya. "Saya belum terima suratnya," ujar Ade.
(bag)