Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto merombak struktur kepengurusan fraksi dan alat kelengkapan dewan di parlemen menuai kritik dari sejumlah legislator partai beringin. Tak sedikit pihak menyesalkan aksi bongkar-pasang jabatan yang dilakukan oleh mantan Ketua Umum DPR itu.
Kesangsian kader Golkar di parlemen bukan tanpa sebab. Pasalnya, rombakan Setya dilakukan tanpa dikomunikasikan terlebih dahulu dan cenderung merangkul orang-orang dekat di lingkarannya.
Upaya Setya membangun jaringan dengan koleganya terlihat ketika dia menukar tempat posisi Aziz Syamsudin dengan Bambang Soesatyo. Aziz didapuk mendampingi Setya sebagai Sekretaris Fraksi, sementara Bambang yang kerap silang pendapat dengan Setya ditanam untuk memimpin Komisi Hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang bahkan sempat menyatakan, perombakan yang dilakukan oleh Setya Novanto cenderung "berdasarkan reward". Hal itu terlihat ketika Setya mempercayakan jabatan Ketua Badan Anggaran DPR kepada Kahar Muzakir, orang yang mati-matian membela Setya saat tersangkut kasus etik di Mahkamah Kehormatan Dewan.
Pengangkatan Kahar yang menggeser posisi Ahmadi Noor Supit itu pun mendapat cibiran dari Ridwan Hisjam, orang yang baru dicopot Setya dari jabatan Wakil Ketua Komisi X.
Ridwan punya alasan di balik rasa herannya. Sebab selama memimpin Komisi X, kata Ridwan, Kahar adalah orang yang jarang hadir dalam rapat dan tidak taat terhadap kebijakan yang diambil Ridwan selaku Ketua Poksi X Fraksi Golkar.
"Saudara Kahar selalu bermain sendiri dan tidak taat pada keputusan Fraksi Partai Golkar, khususnya masalah anggaran-anggaran yang harus diperjuangkan di Banggar," kata Ridwan di Gedung DPR, Jumat (22/1).
Tantowi Yahya, Pimpinan Komisi I yang digeser untuk memimpin BKSAP, mengkhawatirkan perombakan fraksi yang dilakukan Setya bakal memberi dampak prsikologis terhadap mereka yang kena imbas perombakan jabatan. Legislator pernggemar musik country itu menyayangkan perombakan dilakukan tanpa disertai komunikasi yang persuasif.
"Esensinya adalah, kenapa tidak melalui duduk bersama, diberi pengertian. Saya yakin tidak akan ada yang menolak kalau komunikasi itu terbangun," kata Tantowi.
Sementara itu Ridwan Bae, kolega Kahar yang turut berjuang menyelamatkan Setya dari jeratan kasus etik, menegaskan perombakan Fraksi Golkar di parlemen merupakan kebijakan lumrah dan sesuatu yang wajar. Dia pun menyatakan pergantian nama dan jabatan alat kelengkapan dewan merupakan hasil koordinasi antara fraksi dengan partai pimpinan Aburizal Bakrie.
"Ini lebih kepada aspek manfaat dan kinerja yang baik. Jangan lupa bahwa konektivitas teman-teman fraksi juga diperlukan. Pergantian ini untuk negara," kata Bae.
Ketua DPR Ade Komarudin mengaku belum menerima surat perombakan Fraksi Golkar dari Setya Novanto. Politikus partai beringin yang mengalami pertukaran jabatan dengan Setya itu menegaskan tidak bakal bersikap sebelum surat pergantian susunan fraksi sampai ke tangannya.
"Saya belum bisa katakan setuju atau tidak setuju sebelum terima surat dan membawanya ke rapat pimpinan," kata Ade.
(pit)