Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo direncanakan membuka acara Internasional Summit of the Moderate Islamic Leaders (Isomil) yang akan digelar pada pertengahan Mei mendatang di Jakarta. Acara tersebut akan dihadiri oleh perwakilan pemimpin Islam moderat dari 70 negara.
"Kami menemui Bapak Presiden melaporkan akan diadakan International Summit of the Moderate Islamic Leaders pada 9 sampai 11 Mei ini," kata Rais Am PBNU Ma'ruf Amin saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (31/3).
Ma'ruf menemui Jokowi bersama dengan sembilan anggota PBNU lainnya, termasuk di antaranya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmi Faisal Zainy, Ketua Fatayat Anggia Ermariny dan Ketua Umum GP Anshor Yahya Cholil Qaumas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan sekitar 1,5 jam tersebut, Ma'ruf mengatakan Jokowi menyatakan kesiapannya untuk datang dan membuka acara Isomil. Dalam acara itu, PBNU akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional tersebut.
Ma'ruf menjelaskan Isomil di Jakarta nanti akan berfokus pada bagaimana menyebarkan ajaran Islam yang moderat. Islam yang moderat disini merujuk pada semangat Islam nusantara yang cinta damai dan anti kekerasan.
"Acara ini untuk menyamakan persepsi karena radikalisme dan terorisme semakin menguat. Misalnya bom di Brussels, Angkara dan Lahore," kata Ma'ruf.
Oleh karena itu, dia menilai para pemimpin Islam moderat harus bersatu untuk menyuarakan langkah antisipasi pencegahan gerakan terorisme. Acara tersebut, kata Ma'ruf, juga menargetkan pembentukan deklarasi bersama, yang berangkat dari semangat Islam Nusantara.
Adapun, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menjelaskan Jokowi secara khusus meminta PBNU untuk ikut memberantas dan menangkal gerakan radikalisme. Salah satu programnya, antara lain, seperti Ekspedisi Islam Nusantara.
"Ekspedisi ini telah diadakan hari di Cirebon, yang buka Panglima TNI. Kami akan keliling 40 titik menyebarkan jargon Islam Nusantara," ujar Said.
Lebih lanjut, PBNU juga diminta untuk membantu deradikalisasi dengan memberikan penyuluhan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Irak dan Suriah. Said mengatakan jumlah WNI yang akan kembali sekitar 700an. Mereka akan kembali ke desanya masing-masing dari negara tersebut pada Mei ini secara berangsur-angsur.
"Kami nanti akan berkoordinasi dengan BNPT dan melakukan penyuluhan kepada mereka di desa mereka masing-masing," kata Said.
(obs)