Jakarta, CNN Indonesia -- Dukungan kader PDI Perjuangan terhadap pencalonan Tri Rismaharini dalam Pilkada DKI Jakarta dinilai semakin menggumpal.
Politisi senior PDIP yang juga anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari menyatakan hanya kejadian luar biasa saja yang mampu menggagalkan keputusan partai untuk mengusung Risma sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"
Final statement tetap di tangan ibu (Megawati). Tetapi berdasarkan riset, seruan publik, kebulatan tekad itu (mencalonkan Risma) semakin menggumpal. Saya pribadi menilai pencalonan Risma hanya bisa dibatalkan kalau ada kejadian yang luar biasa dalam waktu dekat ini," kata Eva saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan waktu pengumuman calon, Eva memprediksi hal itu akan diumumkan pada masa menjelang pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Eva mengungkapkan menguatnya dukungan untuk Risma berjalan seiring dengan menurunnya dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Terkikisnya dukungan kader partai kepada Ahok, kata Eva, dipicu oleh sikap sang calon petahana yang tidak simpatik.
Eva mengakui sempat ada perbedaan di kalangan internal PDIP. Saat itu, kata Eva, masih ada sejumlah kader yang mendukung Ahok walaupun kini jumlahnya relatif berkurang.
Sentimen ke Ahok dianggap semakin negatif karena gayanya yang dinilai terlalu meremehkan kader PDIP. "Dia hanya ingin bicara kepada ibu. Yang lain tidak dianggap. Itu bukan sikap yang benar dalam menjalin sebuah hubungan dengan partai," ungkap Eva.
Pernyataan Eva sekaligus membenarkan pernyataan kader PDIP lain, Masinton Pasaribu. Anggota Komisi III DPR RI itu menegaskan suara PDIP semakin solid menyikapi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta awal tahun depan.
"Tidak, kami tidak pernah terbelah. PDIP dalam langkah dan perjuangan selalu seirama. Satu suara satu komando. Tak ada kubu-kubuan," ujar Masinton.
(wis/asa)