Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka hari ini. Dia mengaku hanya bersilaturahmi dengan presiden di hari kemerdekaan RI ke-71.
Ditemui usai pertemuan, Arcandra mengatakan, melakukan yang terbaik bagi Indonesia tidak perlu menjadi menteri. Menurutnya, masih banyak yang bisa dia bantu di Indonesia.
"Umat terbaik itu apa? Apakah harus jadi menteri? Kan enggak. Selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar, jalani yang terbaik dan diwajibkan usaha," kata Arcandra di lobi halaman Istana Merdeka, Rabu (17/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan akan tetap berada di Indonesia meski tak lagi berada di lingkaran pemerintah. Arcandra diberhentikan secara hormat dua hari lalu (15/8) karena diduga dwikewarganegaraan, Indonesia dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengakui, Indonesia terutama pos ESDM masih membutuhkan kemampuan Arcandra.
Saat menjabat sebagai menteri, Arcandra menyatakan pemerintah dapat menghemat belanja modal pembangunan fasilitas Liquified Natural Gas blok Masela di darat (onshore). Perhitungan asal proyek ini US$19,3 miliar. Sementara itu, Kementerian ESDM masih melihat peluang penghematan investasi hingga US$4,5 miliar.
Berdasarkan pantauan, Arcandra tiba di halaman Istana Merdeka sekira pukul 14.58 WIB sambil membawa secarik kertas. Dia enggan menyebutkan isi kertas yang dibawa.
Sekitar pukul 16.40 WIB, pria berpakaian kemeja batik cokelat ini berjalan meninggalkan Istana Merdeka. Dia enggan berkomentar mengenai pertemuan itu.
Pria yang lama bersekolah di Amerika Serikat ini menyempatkan diri salat di Masjid Istana. Usai salat, dia meninggalkan Istana melalui gerbang Wisma Negara.
(gil)