Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylvia Murni belum memikirkan estimasi dana kampanye.
Ditemui di IS Plaza Jakarta Jumat (7/10) malam, Agus mengaku timnya baru akan melakukan penghitungan terkait berapa dana yang dibutuhkan untuk itu. Sementara dua pasangan cagub dan cawagub lainnya sudah melakukan langkah itu.
Agus punya syarat tersendiri untuk estimasi dana kampanyenya. "Tim akan bicarakan dan menghitung, yang jelas harus masuk akal dan efektif," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua tim pemenangan Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli menuturkan pihaknya akan terbuka soal siapa saja yang memberi sumbangan dana untuk pemenangan mereka. Sumbangan itu bisa dari teman, saudara para anggota timses, atau bahkan pasangan calon.
“Nanti kami akan buka dan susun berapa uang yang dibutuhkan.”
Nara, sapaan akrab Nachrowi mengatakan, timses Agus-Sylvi akan transparan terkait dana kampanye tersebut karena itu semua akan berkaitan dengan pajak dan aturan yang ada.
Selain itu, transparansi juga berpengaruh terhadap perjalanan pasangan calon yang mereka dukung. Jika timses melakukan pelanggaran, pasangan calon itu sendiri lah yang akan ditegur.
Ia juga mengatakan, siapa pun yang memberi sumbangan uang akan dikenakan kontrak politik.
Isinya, sang pemberi sumbangan harus ikhlas dan tidak ada ikatan pasangan harus memberikan sesuatu sebagai timbal balik jika menang.
"Kami ingin dikontrol oleh
stakeholder, apa saja yang sudah kami kerjakan. Uang ada, logistik ada, tapi mungkin perlu tambahan," ujar mayor jenderal purnawirawan TNI tersebut.
Pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat telah memprediksi berapa kira-kira uang yang mereka butuhkan untuk melakukan kampanye. Tim sukses mereka mengklaim, butuh dana tak lebih dari Rp20 miliar untuk itu.
"Saya cukup Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar untuk pelatihan dan saksi. Tak akan balik modal," kata Ahok yang sudah berani memberikan angka pasti.
Sementara tim pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, awalnya mengklaim mereka butuh dana tak kurang dari Rp200 miliar untuk berkampanye di Pilada 2017 ini. Namun kini itu direduksi hingga kurang lebih Rp70 miliar.
(rsa)