SMRC: Sebagian Besar Masyarakat Percaya Aksi 411 Ditunggangi

CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2016 20:47 WIB
Survei dilakukan terhadap 1.220 masyarakat di seluruh Indonesia dengan tema 'Protes Massa dan Kepemimpinan Nasional, Sebuah Evaluasi Politik'.
Kondisi sejumlah ruko yang rusak dilempar warga saat kerusuhan pasca demo di Jakarta, Sabtu, (5/11), sehari setelah aksi 411. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani menemukan sebanyak 40,7 persen masyarakat percaya demonstrasi pada 4 November lalu sarat kepentingan.

Hal ini dia temukan saat melakukan survei terhadap 1.220 masyarakat di seluruh Indonesia dengan tema 'Protes Massa dan Kepemimpinan Nasional, Sebuah Evaluasi Politik' yang dilakukan pada 22 hingga 28 November 2016.

"Kami memberikan pertanyaan, terkait aksi 4 November apa ada kepentingan politik yang berkaitan dengan pilkada DKI dan hasilnya hampir setengahnya percaya," kata Saiful di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci kata dia, dari hasil itu ditemukan 23,4 persen masyarakat menjawab tidak percaya, dan 35,9 persen lainnya menjawab tidak tahu.

"Iya jadi memang banyak masyarakat yang percaya kalau aksi November lalu itu ada unsur unsur kepentingan," katanya.

Saiful juga mengatakan, aksi massa besar-besaran pada 4 November lalu yang berfokus di Jakarta justru telah menjadi isu nasional. Meskipun titik permasalahan yang menimbulkan aksi itu ada di Jakarta, namun jika dilihat dari tingkat partisipasi massa dan perhatian masyarakat terhadap aksi tersebut, membuat aksi itu menjadi sebuah isu nasional.

"Saat melakukan survei yang samplenya dari seluruh Indonesia ini kami temukan mayoritas masyarakat tahu terkait aksi itu, ada 79 persen masyarakat yang menjawab tahu," tutur dia.

Menurut Saiful, hal ini pun didukung dengan framing permasalahan terhadap kasus itu. Semula permasalahan hanya terkait dengan pernyataan Ahok soal Alquran surat Al-Maidah Ayat 51, namun isu tersebut semakin meluas hingga ke sangkaan Presiden yang ikut melindungi Ahok dari kemungkinan terkena jerat pidana.

"Awalnya hanya Ahok, tapi meluas pada sangkaan adanya intervensi Presiden, hingga aksinya pun bukan hanya di Balai Kota, tapi sampai ke Istana Presiden," kata dia.

"Kesan besar dan kuat yang muncul dari permasalahan ini, legitimasi Presiden juga akhirnya dipertanyakan. Mereka pernah kerja sama, logis kalau masyarakat berpikir ada intervensi," kata Saiful.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER