Jakarta, CNN Indonesia -- Pilkada serentak yang berlangsung hari ini tidak bisa dinikmati sejumlah pemilih di Sabang dan Jayapura. Banyak orang yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
Ribuan orang dari 24.634 warga Aceh yang terdaftar dalam DPT tidak memilih pada pilkada serentak. Mereka tersebar di 65 tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di 18 desa, dua kecamatan Kota Sabang. Di antaranya, Sukajaya 31 TPS, 10 desa berjumlah 12.621 pemilih dan Kecamatan Sukakarya 34 TPS, 8 desa jumlahnya 12.433 pemilih.
Ribuan warga Sabang yang tidak memilih itu bahkan akan mengembalikan ratusan undangan atau formulir C6 yang dibagikan KPPS tiga hari lalu kepada pemilih ke KIP Kota Sabang.
"Di Kecamatan Sukajaya tidak kurang dari 900 undangan tidak ada pemilih dan form C6 itu akan dikembalikan ke KIP," kata sumber terpercaya yang tidak ingin namanya ditulis, seperti dikutip
Antara, Rabu (15/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah anggota PMI Kota Sabang Samsul menyampaikan, di Pelabuhan Ulee-Lheue, Banda Aceh, sekitar seratus warga Sabang yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat lainnya tidak bisa pulang untuk memilih karena tidak ada kapal yang berlayar dari Banda Aceh ke Sabang.
"Sayang, sangat banyak warga masyarakat Sabang tidak bisa memilih karena cuaca kurang bersahabat. Padahal warga antusias untuk memilih, buktinya warga Sabang di Banda Aceh mau pulang hanya untuk memilih," ujarnya.
Pilkada di Kota Sabang diikuti tiga pasangan calon wali kota periode 2017-2022, yaitu pasangan Izil Azhar dan Anwar (nomor 1), Zulkifli H Adam dan Zulwanda (nomor 2) dan pasangan Nazaruddin dan Suradji Djunus (nomor 3).
Pasangan Izil Azwar dan Anwar maju melalui jalur perseorangan, Zulkifli H Adam dan Zulwanda diusung partai, PKS, PPP, NasDem, PAN, PNA, PDI-P dan PBB lalu, Nazaruddin dan Suradji Djunus disusung Partai Aceh, Golkar, Demokrat, PKB dan Gerindra.
 Polisi Air Polda Aceh memasukkan ogistik pilkada ke kapal patroli guna pendistribusian di pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Selasa (14/2). (ANTARA FOTO/Ampelsa) |
KPUD Jayapura GagalDi kota lain, partisipasi pemilih juga terlihat rendah di Jayapura, Papua. Gubernur Papua Lukas Enembe menilai partisipasi pemilih pada pilkada 2017 di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, rendah karena kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat tidak bekerja maksimal
"Saya pikir KPU belum maksimal melakukan sosialisasi, mungkin waktu kurang atau di kota ini terlalu banyak masalah," katanya.
Berdasarkan pantauan lapangan di beberapa TPS diketahui, dari total jumlah Data Pemilih Tetap (DPT), tidak sampai 60 persen yang menggunakan hak suaranya. Lukas menilai masyarakat pemilik hak suara, banyak yang belum mengetahui mekanisme pilkada yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon.
"Mungkin juga karena cuma ada satu calon, kalau empat sampai lima calon mungkin banyak yang pilih," ujar Enembe.
Sementara Sekretaris Daerah Provinsi Papua TEA Hery Dosinanen berpendapat, KPU gagal dalam mengolah DPT. Menurutnya, banyak warga yang tidak menerima undangan untuk mencoblos pada hari ini.
"Pilkada di kota sedang berjalan dan landai-landai saja, sayangnya banyak masyarakat yang tidak mendapat undangan mencoblos," katanya.
Pilkada Kota Jayapura dilakukan di 629 TPS dengan jumlah DPT 308.775. Hanya ada satu pasang calon yang mengikuti Pilkada Jayapura, yaitu Benhur Tommy Mano dan H Rustan Saruh.