Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat belum menyatakan sikap mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli mengatakan, dukungan itu masih digodok melalui mekanisme internal partai. Meskipun di tingkat akar rumput banyak kader partai dan relawan pendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang menyatakan sikap mendukung Anies-Sandi.
"Sikap resmi belum. Seperti Anda lihat kami belum pernah keluarkan konferensi pers soal sikap dari tim pemenangan ini," kata Nachrowi di Jakarta Timur, Kamis (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nachrowi menjelaskan, nantinya DPP akan mempertimbangkan masukan dari DPD Demokrat Jakarta sebelum mengambil keputusan, termasuk soal koalisi.
"Info awal, petanya dari DPD. Itu dibahas kan pertimbangannya apalagi Jakarta, ibu kota negara, sentral segala kegiatan. Pasti ada pertimbangan lain," ujarnya.
Selain itu, Nachrowi berkata, sikap Demokrat juga menunggu arahan dari Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono maupun ketua umum partai pengusung Agus-Sylvi lainnya seperti PPP, PKB dan PAN. Menurutnya, saat ini SBY belum menanggapi aspirasi arus bawah yang mulai menyuarakan Anies-Sandi.
"Beliau tidak berkomentar. Kita ini kan gabungan dari empat partai yang berbeda. Kita hormati itu.Tapi kan kuncinya di tingkat DPP. Pasti para ketua umum sudah punya pertimbangan banyak. Saya juga nunggu mudah-mudahan aja secepatnya," kata dia.
Terkait putaran pertama Pilkada DKI, Nachrowi berkata pihaknya tengah mengevaluasi jebloknya suara Agus-Sylvi yang hanya memperoleh 17,07 persen suara. Walaupun SBY disebut tetap mengapresiasi kerja tim pemenangan.
"Pak SBY kan bijaksana, 'oke kami terima kekalahan ini'. Tapi kami juga instrospeksi ke dalam kira-kira apa yang kurang dengan kami. Kan lima tahun kita akan ketemu lagi hal serupa bahkan 2019 akan ketemu lagi," ujar dia.
Sebelumnya, dua anggota partai yang tergabung dalam koalisi pengusung Agus-Sylvi yakni PKB, PAN dan PPP, sudah mengindikasikan mengalihkan dukungan ke pasangan Anies-Sandi.
Hanya saja, ketiga partai itu masih menunggu momentum terutama hasil akhir perhitungan suara dari KPU DKI Jakarta yang baru selesai pada 4 Maret mendatang.
Selain itu, Partai Demokrat mengaku mendapat banyak ajakan berkoalisi dari partai lain. Namun mereka masih bungkam dan tak memberikan jawaban apapun atas ajakan koalisi tersebut.
 Sekertaris Jendral Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengibaratkan ajakan koalisi sejumlah partai seperti ajakan para pemuda kepada seorang anak gadis yang menjadi incaran semua orang.
"Kalau anak gadis didatangi pemuda kan tak mungkin tak salaman, tapi tak ada kata yang kami sampaikan untuk jawaban yang mereka minta," ujar Hinca di Wisma Proklamasi.
Hinca menjelaskan setidaknya ada dua partai politik yang hingga kini intens menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra.
Sebagai catatan, PDIP adalah partai utama pengusung pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Sedangkan Partai Gerindra adalah pengusung utama pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Tak hanya dengan partai lain di luar partai pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Hinca mengatakan, komunikasi dengan partai pengusung "poros Cikeas" tetap dilakukan.
Kemungkinan Non BlokSeperti yang dilakukan pemerintah pusat, Partai Demokrat dihadapkan dengan pilihan non blok di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Itu artinya bisa saja Demokrat memutuskan untuk tidak memilih siapapun untuk didukung dan bersikap oposisi.
Namun Hinca tidak menjelaskan secara rinci saat disinggung soal kemungkinan oposisi. Dia hanya mengatakan, Partai Demokrat dihadapkan dengan banyak pilihan dan bisa memilih mana saja yang dianggap pilihan terbaik.
"Banyak pilihan yang disampaikan, jari sabar saja sampai waktunya kami sampaikan kami akan ke mana," kata Hinca.
Dia menegaskan, Partai Demokrat akan taat pada aturan KPU DKI Jakarta dan menunggu hasil rapat pleno sebelum memberikan keputusan akhir soal ke mana dukungan akan mereka salurkan.
"Biarkan posisi kami disampaikan pada waktunya agar tertib. Pilihannya banyak, bisa ke kiri, ke kanan, bisa juga ke tengah," kata dia.
(pmg)