Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga survei Indo Barometer menyatakan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo selama dua setengah tahun menjabat sebesar 66,4 persen. Tingginya tingkat kepuasan tersebut berdampak pada peluang Jokowi terpilih kembali dalam Pemilihan Presiden tahun 2019.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi disebabkan oleh tertampungnya sejumlah aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. Aspirasi itu, kata dia, dinilai oleh responden direalisasikan oleh Jokowi.
“Tingkat kepuasan publik atas kinerja Jokowi sebesar 66,4 persen, tidak puas 32 persen, dan tidak tahu sebesar 1,6 persen,” ujar Qodari dalam keterangan pers di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (22/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Jokowi dalam satu acara di Istana Kepresidenan. ( CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Qodari menerangkan, survei bertema “Evaluasi Publik Dua Setengah Tahun Pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla” dilakukan di 34 provinsi pada tanggal 4-14 Maret 2017. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden dengan margin error sebesar 3 persen.
Qodari menyampaikan peluang untuk terpilih kembali dalam Pilpres 2019 terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 57,8 persen publik menginginkan Jokowi untuk menjabat kembali sebagai Presiden periode 2019-2024. Sementara, sebanyak 26,7 persen tidak menginginkan kembali dan 15,5 persen tidak tahu.
“Tidak hanya itu, tingkat keyakinan publik terhadap kemampuan Jokowi dalam memimpin Indonesia ke depan yang lebih baik sebesar 69,2 persen, tidak yakin 27 persen, dan 3,7 tidak tahu,” ujarnya.
Kemampuan Atasi MasalahSelain Jokowi, Qodari berkata, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja JK juga terbilang tinggi. Sebanyak 57,8 persen publik menyatakan puas, 35,8 persen tidak puas, dan 6,3 persen tidak tahu.
Lebih lanjut, Qodari berkata, tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-JK disebabkan oleh kemampuan keduanya dalam mengatasi permasalah di beberapa sektor, seperti di sektor pembangunan, kesehatan, pendidikan, toleransi beragama, pemberantasan narkotika, terorisme, dan keadilan sosial.
“Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan perekonomian seperti kesejahteraan rakyat, stabilitas harga sembako, kemiskinan, lapangan pekerjaan, dan pengangguran, serta pemberantasan korupsi masih belum puas atau di bawah 50 persen,” ujar Qodari.
Sementara itu, Qodari menyampaikan, sejumlah nama tokoh publik memiliki kans untuk maju dalam Pilpres 2019, di antaranya Jokowi (31,3 persen), Prabowo Subiantoro (9,8 persen), Basuki Tjahaja Purnama (8,3 persen), Anies Baswedan (4,5 persen), Ridwan Kamil (3,1 persen), Tri Rismaharini (2,8 persen), Megawati (2,7 persen), Gatot Nurmatyo (1,9 persen), dan Hary Tanoesoedibjo (1,2 persen).
“Jika seandainya Pilpres dilakukan hari ini, Jokowi memperoleh 45,6 persen, Prabowo sebesar 9,8 persen, Ahok sebesar 8,7 persen, Ridwan Kamil sebesar 3,5 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 2,5 persen,” ujarnya.
Jokowi UnggulIa menambahkan, Jokowi juga tetap unggul meski silmulai Pilpres dilakukan hanya dengan tiga calon, yaitu Jokowi, Prabowo, dan JK atau Jokowi, Prabowo, dan Megawati. Dalam simulasi tiga calon itu, Jokowi memperoleh suara mayoritas antara 50,4-50,9 persen. Sementara, Prabowo sekitar 20-20,3 persen, JK sebesar 3,1 persen, dan Megawati 3 persen.
“Bahkan secara
head to head, Jokowi meperoleh 50,2 persen dan Prabowo 28,8 persen. Sebanyak 11 persen belum memutuskan, 5,4 persen rahasia, 2,4 persen tidak akan memilih, dan 2,2 persen tidak jawab,” ujar Qodari.