Elegi Gaji Wartawan dan Pisau Bermata Dua Prabowo

CNN Indonesia
Senin, 21 Agu 2017 08:49 WIB
Berkelakar soal kecilnya gaji wartawan, namun Prabowo melalui partai yang dipimpinnya dinilai tak pernah memperjuangkan nasib pada pencari berita.
Kelakar Prabowo Subianto terkait gaji wartawan pada hari kemerdekaan lalu memang pahit. Nyatanya, AJI Jakarta menegaskan upah wartawan masih tak sesuai standar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Ya kami bela kalian juga para wartawan, gaji kalian juga kecil kan. Saya tahu karena kelihatan dari muka kalian. Muka kalian itu enggak bisa belanja di mal, betulkan? Jujur?”

Pernyataan tersebut diucapkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di hadapan para wartawan usai mengikuti acara peringatan kemerdekaan Indonesia di Universitas Bung Karno, Jakarta, Kamis lalu (17/8). Setelah itu, dia pun tertawa. Sebagian wartawan yang ada di hadapannya ada pula yang menanggapi dengan guyonan, sebagian lain tertawa kecut.

Prabowo memang tidak menggunakan nada tinggi layaknya orang yang sedang marah ataupun pernyataan bernada serius. Meski begitu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Ahmad Nurhasim, menganggap pernyataan Prabowo tersebut sudah cukup mengiris telinga para wartawan dan perusahaan media massa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nurhasim, wajar andai ada wartawan yang merasa tersinggung dengan kalimat yang diutarakan Prabowo. Nurhasim sendiri mengaku tidak terlalu memusingkan dengan hal tersebut. Dia menganggap Prabowo hanya sedang meledek, tanpa ada maksud merendahkan.

“Nadanya memang meledek. Dia mungkin merasa lebih sejahtera dibanding wartawan. Dia punya kuda, punya perusahaan,” ujar Nurhasim kepada CNNIndonesia.com via telepon pada Minggu (20/8) malam.
Nurhasim sendiri tidak menutup mata bahwa gaji para pencari berita di Indonesia cenderung kecil, jauh dari kata ideal. AJI Jakarta, kata Nurhasim, kerap melakukan survei terkait perkembangan gaji wartawan di Ibu Kota Republik Indonesia ini. Rata-rata, kata Nurhasim, ada di kisaran Rp3-4 juta per bulan.

Jumlah tersebut sebagian besar diterima mereka yang baru bekerja selama setahun atau kurang dari setahun. Berdasarkan survei AJI Jakarta pada 2016 silam, seorang wartawan di Jakarta setidaknya harus diupah Rp7,6 juta.

“Kami survei harga makanan, kaus kaki, untuk wartawan menabung, tempat tinggal yang layak dan sebagainya. Jadi, angka itu enggak jatuh dari langit,” kata Nurhasim.
Mulut Setajam Pisau Bermata Dua ala PrabowoPrabowo Subianto menyindir gaji wartawan saat  mengikuti upacara detik-detik proklamasi di Universitas Bung Karno, Jakarta. (Detikcom/Rengga Sencaya)


Meledek Perusahaan Media Massa

Di satu sisi, pernyataan Prabowo meledek para wartawan yang mendapat gaji kurang ideal. Di sisi yang lain, kata Nurhasim, pernyataan Prabowo pun bisa bermakna kritik pedas terhadap perusahaan media massa.

Nurhasim menilai, selama ini pemilik media memang banyak yang tidak memerhatikan kesejahteraan wartawannya. Padahal, pola kerja wartawan bisa dinilai cukup berat karena menuntut profesionalitas yang tinggi demi terciptanya berita yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apalagi terkadang para wartawan bekerja melebihi jam kerja yang ditentukan tanpa dihitung lembur dan harus melintasi jarak yang tak dekat dalam peliputan dari satu titik ke titik lain.

“Sampai saat belum ada media yang memberikan gaji sebesar itu untuk wartawan pemula,” ujarnya.

Sikap perusahaan media massa yang demikian, menurut Nurhasim, menjadi pendorong memudarnya profesionalitas wartawan. Dia mengatakan wartawan akhirnya lebih memilih menerima amplop dari pada menghormati kode etik yang tegas melarang wartawan untuk menerima uang dari narasumber.

Dampak buruk fenomena tersebut dinilai bakal mempengaruhi kualitas berita yang dibuat. Wartawan pun menyajikan berita tak independen karena amplop dari narasumber tersebut.

“Yang rugi sebenarnya publik karena tidak mendapat berita yang kredibel dan independen,” tutur Nurhasim.
Elegi Gaji Wartawan dan Mulut bak Pisau Mata Dua ala PrabowoSebagai elite politik dan tokoh bangsa Indonesia, Prabowo Subianto kerap dihampiri wartawan untuk dimintakan pandangan atau pemikirannya tentang kondisi terkini. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)

Jangan Hanya Meledek

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER