Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran virus Android yang menyebar lewat pesan singkat memakan jutaan korban di China, dan bukan tidak mungkin program jahat itu juga bakal menyebar di Indonesia.
Alfons Tanujaya, praktisi keamanan internet dan malware dari Vaksincom punya pandangan tersendiri mengenai virus bernama Andr/SlfMite-A itu. Berikut adalah wawancara CNN Indonesia dengan pria yang hobi kuliner itu.
Bagaimana potensi penyebaran virus ponsel di Indonesia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia memang salah satu negara yang rentan terkena virus pada ponsel, secara garis besar 70% pengguna di Indonesia melakukan approve untuk melakukan instalasi aplikasi yang direkomendasikan pihak-pihak tertentu. Hal ini bukan hanya pada pengguna sistem operasi pada perangkat ponsel tapi juga pada personal komputer (PC).
Untuk penyebaran virus khususnya lewat sms seperti yang baru saja terjadi di China, seperti apa potensinya?
Kemungkinan terjadinya penularan cukup besar. Di Indonesia ini provider menjadi kelemahan mendasar. Banyak provider yang menyediakan sms dengan harga murah bahkan gratis. Hal ini lah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mulai menyebarkan virus yang disisipkan melalui sms.
Bagaimana cara mengidentifikasi bahwa sms itu memuat virus/malware atau tidak?Bisa dilihat dari struktur smsnya. Biasanya sms yang berisi virus itu menyertakan sebuah link. Link itulah yang harus diwaspadai. Jangan sembarangan mengklik link yang ada. Risikonya besar jika link itu merajuk ke sebuah virus. Kita harus cepat mencurigai jika ada sms yang menyertakan link.
Selain menggunakan antivirus bagaimana cara menghindari malware yang tersebar melalui sms itu?Sebenarnya cara paling simpel adalah dari providernya. Setiap provider seharusnya memfilter setiap sms yang masuk. Namun kami melihat belum ada upaya dari provider untuk meningkatkan sisi keamanan sms. Bisa saja sms itu terinfeksi virus yang jahat dan berakibat fatal untuk perangkat.
Apakah pernah ada upaya untuk mendorong provider melakukan filtrasi ini? Seperti apa upayanya?Dulu pernah ada upaya tapi mungkin ini ada kaitannya dengan bisnis jadi tidak ditanggapi.
Google mengklaim Android tidak perlu antivirus karena setiap aplikasi yang ada di Play Store harus melewati beberapa tahap agar benar benar dinyatakan aman untuk digunakan, bagaimana tanggapan Anda?Statement itu ada benarnya, tapi kita harus lihat pada porsi yang tepat. Aplikasi yang ada di Google Play cukup bisa dipercaya. Tapi kita harus tetap melihat siapa pembuat dan penggunanya. Masih banyak aplikasi “abu abu” yang ada di Google Play. Aplikasi abu abu ini maksudnya tidak jelas siapa yang membuat dan untuk apa sebenarnya aplikasi ini dibuat.
Jika dibandingkan dengan Apple App Store bagaimana?Dibandingkan iOS, Android memang rentan terhadap virus. Dari sisi keamanan aplikasi juga sama. Untuk memasukan aplikasi ke Appstore, tahapannya lebih rumit dan kompleks sehingga kemungkinan adanya aplikasi yang terinfeksi lebih kecil.
Yang jadi masalah utama pada android adalah sifatnya yang open source. Dengan sistem operasi yang terbuka ini kita bisa menginstal berbagai aplikasi dari luar Play Store.
Banyak situs yang menyediakan APK gratis untuk android dan ini sangat rentan terhadap virus. Karena itu saya menyarankan agar pengguna ponsel android tidak sembarangan menginstal aplikasi melalui APK yang diunduh dengan gratis dari situs tertentu.
Mudahnya mendapatkan aplikasi ini tidak akan sebanding dengan masalah yang ditimbulkan jika aplikasi ini terjangkit virus.