Jakarta, CNN Indonesia -- Kehidupan yang biasa disebut orang adalah fana, diam-diam ingin 'diubah' menjadi kekal oleh seorang ilmuwan asal negeri sakura dengan bantuan ubur-ubur.
Shirahama, sebuah kota yang bersemayam di tepi laut Jepang. Shin Kubota, profesor dari Seto Marine Biological Laboratory di Universitas Kyoto tinggal di dekat situ. Sejak melakukan studi tentang makhluk hidup laut pada 1979, hanya ada satu yang mencuri perhatiannya, yakni ubur-ubur.
“Mereka tidak mati. Mereka menjadi muda kembali.” kata Kubota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memiliki nama ilmiah Turritopsis dohrnii, ubur-ubur yang diklaim istimewa oleh Kubota ini pertama ditemukan di Laut Mediterania pada 1883, namun keunikannya tak kunjung terungkap hingga era 1990-an.
Cara T. dohrnii bereproduksi sangat normal, melalui telur dan sperma. Namun, saat hidup mereka menunjukan hal yang tidak biasa. Ubur-ubur tersebut tumbuh normal sebagai polyp (tahap awal) lalu menjadi medusa (tahap pendewasaan).
“Ketika mengalami kelaparan, fisik mereka terluka, atau krisis lainnya, mereka justru bertransformasi menjadi polyp kembali,” jelas Maria Pia Miglietta, seorang peneliti di Universitas Pennsylvania, dikutip dari National Geographic.
Layaknya seperti kisah Benjamin Button yang diperankan oleh Brad Pitt, agaknya masa hidup T. dohrnii adalah abadi.
Hal ini yang menarik perhatian dari Kubota. Ia menghabiskan waktu di dalam lab sendirian untuk meneliti T. dohrnii. Kubota menggunakan kotak kecil seperti petri untuk menyimpan hewan tersebut di dalam kulkas. Mikroskop adalah sahabatnya dalam penelitian ubur-ubur ini.
Menurut laporan dari CNN, Kubota sudah melakukan 'peremajaan' kembali pada T. dohrnii sebanyak 12 kali di dalam labnya.
“Saya pernah mencoba untuk 'mengkoyak' tubuhnya untuk memastikan apakah dia akan menyembuhkan dirinya sendiri. Saya menyimpannya di dalam kulkas selama tiga hari dan benar saja, ia sehat kembali,” ujar Kubota saat menguji 'kemampuan' T. dohrnii.
“Jika Turritopsis dapat diaplikasikan kepada manusia, ini akan menjadi impian yang menakjubkan,” Kubota mengatakan harapannya kepada New York Times. “Menurut saya, kita semua bisa berevolusi dan menjadi imortal.”
Bisa Membuat Manusia Abadi?Seorang paleobiologist bernama Kevin J. Peterson mengungkapkan adanya kesamaan genetik antara ubur-ubur dan manusia.
“Bunga karang sudah ada di dunia selama beberapa dekade dan bulu babi mampu untuk regenarasi secara berkala. Hal ini adalah keistimewaan dari tiap hewan. Mereka tidak pernah benar-benar mati.” kata Peterson kepada New York Times.
Senada dengan Peterson. Paul Raeburn dari Knight Science Journalism di MIT, menganggap bahwa bukan tidak mungkin ada gen dari manusia yang bisa membuat panjang usia, atau bahkan abadi.
“Manusia juga mewarisi gen, apakah itu membuat kita selama ini imortal?” serunya. “Pada prinsipnya semua organisme memang mewarisi gen mereka.” katanya.
Namun tidak semua ilmuwan sependapat dengan hal itu. Profesor di ilmu kelautan Williams, James Carlton misalnya. Ia punya pendapat berbeda soal definisi kata abadi untuk ubur-ubur unik temuan Kubota.
“Penggunaan kata 'imortal' sungguh mengganggu. Jika 'imortal' yang dimaksud adalah mewarisi gen sendiri, maka iya, itu imortal. Tapi itu bukan lagi sel yang sama. Sel itu imortal, tapi bukan lagi menjadi organisme yang sama.” serunya.
Bagi Kubota sendiri, ia merasa bahwa manusia di zaman sekarang sudah cukup cerdas untuk menciptakan dan memperoleh kondisi imortal secara biologis.
“Aku ingin menjadi muda lagi. Aku ingin menjadi manusia abadi yang membawa keajaiban,” kata Kubota penuh harapan.
Sampai sekarang, belum ada kelanjutan penelitian dari serangkaian kisah T. dohrnii, sang ubur-ubur imortal ini. Pun begitu soal kemungkinannya yang bisa dipakai manusia agar awet muda, panjang umur atau bahkan abadi.