Ubah Kurikulum Teknologi, Inggris Mau Tandingi AS

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2014 10:15 WIB
Mengubah pendidikan teknologi merupakan salah satu strategi Inggris untuk mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.
Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris berusaha mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat untuk urusan teknologi. Strategi yang mereka lakukan adalah fokus meningkatkan kualitas pendidikan teknologi dengan kurikulum yang lebih serius dan meninggalkan topik-topik membosankan.

Akhir 2014 ini menandai dimulainya perubahan dramatis pada kurikulum teknologi di Inggris yang lebih menekankan pada pembelajaran komputasi. Harapan digantungkan pada anak-anak sedini mungkin agar mereka bisa menjadi Mark Zuckerberg, Larry Page, atau Steve Jobs, dari Inggris.

Murid di Inggris akan diajarkan untuk memahami algoritma, bahasa pemrograman, hingga arsitektur internet, sejak mereka berusia 5 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini menjadikan Inggris sebagai negara pertama dalam kelompok G20 yang memiliki program wajib pembelajaran teknologi usia dini.

Lembaga akselerasi bidang teknologi Tech City UK, mencatat, pertumbuhan perusahaan teknologi dan digital di London mencapai 76 persen dalam kurun waktu 2009 hingga 2012. Kenaikan drastis tersebut berhasil mempekerjakan 582.000 orang.

Tren ini dianggap sebagai suatu 'dongkrak' bagi kemajuan teknologi yang begitu pesat serta menumbuhkan ekonomi di Inggris.

CEO WANdisco David Richards, dalam tulisan opininya di The Telegraph, Sabtu (30/8/), berpendapat, Inggris butuh sebuah pusat lokasi yang didedikasikan untuk mengembangkan talenta teknologi.

Richards yang sukses dengan WANdisco dan telah membuka kantor di Sheffield, Inggris, dan California, Amerika Serikat, juga mengingatkan agar perusahaan teknologi dan para pemangku kepentingan membuka kesempatan magang bagi pelajar untuk mengasah keterampilan.

Pada 2012 lalu, mantan Menteri Pendidikan Inggris Michael Gove, mengatakan, bahwa pelajaran teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) di negara itu telah menjadi komponen yang “membahayakan dan membosankan”.

Pelajaran soal aplikasi perkantoran Microsoft Office Word atau Excel dinilai Gove sebagai hal yang membosankan. Kurikulum macam itu perlahan akan merusak prospek perekonomian Inggris dalam jangka panjang.

Pemerintah, dibantu oleh profesor dari universitas dan perusahaan teknologi, kemudian merancang silabus baru yang diharapkan dapat menciptakan aplikasi dan program, termasuk teknologi bersifat terbuka (open-source).

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER