Jakarta, CNN Indonesia --
Lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), sedang mengembangkan sistem pengaturan lalu lintas udara untuk pesawat tak berawak atau populer disebut drone.
Dilansir dari The New York Times, sistem yang dimaksud adalah manajemen lalu lintas drone yang terbang rendah sekitar 400 sampai 500 kaki dari tanah, atau jauh lebih rendah dari penerbangan komersial.
Sistem yang sepenuhnya akan berjalan otomatis ini akan membantu drone menghindari bangunan atau helikopter, dan meramalkan kondisi cuaca atau angin yang memungkinkan drone keluar dari jalur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sistem ini memastikan
drone tidak berada di sekitar bandar udara. NASA juga mengembangkan algoritma untuk menentukan tempat-tempat yang sekiranya aman bagi
drone melakukan penerbangan.
Peneliti dari NASA yang mengembangkan program ini, Parimal H. Kopardekar, menuturkan bahwa implementasi sistem ini baiknya bermula di kawasan jarang penduduk untuk memonitor pipa minyak atau hasil panen.
“Pada aspek pertanian, saya berharap akan ada beberapa tindakan di tahun depan,” ujarnya.
Amazon dan Google menyambutSistem pengaturan lalu lintas udara untuk
drone nampaknya akan disambut oleh Amazon dan Google, dua perusahaan yang mengembangkan
drone untuk pengiriman barang dalam jasa perdagangan.
Drone buatan Amazon bernama Octocopter itu diperkenalkan pada 2013 , sementara layanan antar barang dengan
drone diberi nama Amazon Prime Air.
Google juga sedang menguji
drone untuk antar-jemput barang guna menjangkau daerah yang sulit diakses dengan kendaraan darat, atau mengirim pasokan ke kawasan yang dilanda krisis. Oleh Google, upaya pengembangan
drone mereka diberi nama Project Wing.
Ide Amazon dan Google nampaknya belum bisa direalisasikan di Amerika Serikat karena regulator penerbangan di AS, Federal Aviation Administration (FAA), belum memiliki aturan untuk lalu lintas kendaraan yang terbang rendah hingga September 2015.
Karena, ada beberapa hal yang diduga menjadi hambatan, seperti gagal menciptakan standar yang mengindikasikan bahwa
drone mampu mendeteksi dan menghindari pesawat lain, serta koneksi yang mumpuni dari
drone kepada seseorang yang mengontrolnya.
Selain itu, keberadaan
drone di udara juga dikhawatirkan mengganggu spektrum frekuensi yang dipakai pesawat komersial.