Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Senior Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Yunus Subagyo Swaronoto mengatakan, suhu panas di Jakarta dan sekitarnya yang mencapai suhu maksimum 37 derajat Celcius merupakan kondisi lazim saat musim kemarau.
Angka ini memang mengalami peningkatan dari kondisi normal sekitar 31 hingga 34 derajat Celcius karena saat ini Indonesia berada pada masa puncak musim kemarau 2014.
Suhu udara yang semakin panas ini disebabkan oleh maksimalnya radiasi matahari yang diterima oleh permukaan karena rendahnya tutupan awan pada musim kemarau. Hal ini dipicu oleh angin dari arah tenggara yang menuju lokasi pusat tekanan rendah di sebelah utara Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekor suhu udara mencapai 37 derajat celcius dengan kelembapan udara sekitar 40 persen," kata Yunus saat dihubungi
CNN Indonesia, Senin (29/9). "Kondisi ini akan mereda di bulan November seiring dengan peralihan musim."
Pekan lalu posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Pekan ini matahari mulai bergeser ke arah selatan dari garis khatulistiwa.
Menurut informasi di situs resmi BMKG, Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan, hal ini menyebabkan Pulau Jawa bagian timur, Bali, dan Nusa Tenggara, dilanda panas dan berpotensi mengalami kekeringan ekstrem selama lebih dari 60 hari.
Sedangkan untuk wilayah Jakarta akan mengalami suhu tinggi dalam jangka waktu 31 hingga 60 hari. Hal ini menyebabkan ketinggian air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, hanya mencapai 10 cm karena kekeringan. Namun, pada beberapa titik di Jakarta diperkirakan masih berpotensi turun hujan.
Sekitar bulan Oktober dan November, Pulau Sumatera, Kalimantan bagian Utara, hingga Manado diprediksi telah memasuki musim hujan. Sementara Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara lalu diikuti oleh Pulau Jawa pada November dan Desember.