Jakarta, CNN Indonesia -- Cuaca panas masih melanda pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara hingga bulan November karena matahari bergerak ke arah selatan dari khatulistiwa dan melintas tepat di atas pulau-pulau tersebut.
Kepala Bidang Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Evi Lutfiati, mengatakan, pulau-pulau tersebut diprediksi tidak diguyur hujan dalam waktu 60 hari.
“Itu berarti hampir tidak turun hujan selama dua bulan di sana. Tetapi, secara keseluruhan kondisi musim kemarau tahun ini masih tergolong normal,” ujar Evi kepada
CNN Indonesia, Senin (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di musim kemarau, suhu udara makin panas disebabkan oleh maksimalnya radiasi matahari yang diterima oleh permukaan karena rendahnya tutupan awan. Hal ini juga dipicu oleh angin dari arah tenggara yang menuju lokasi pusat tekanan rendah di sebelah utara Papua.
Suhu panas maksimum pada musim kemarau tahun ini diprediksi sekitar 34 sampai 37 derajat Celcius dan biasanya terjadi antara jam 1 sampai 2 siang.
Evi juga memprediksi beberapa daerah akan mengalami kekeringan ekstrem. Setidaknya 17 dari 22 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur kini dilanda kekeringan sehingga membuat sulit mendapat air bersih.
Kekeringan juga mengancam kota Bogor, Jawa Barat, setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat telah menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak 1 September 2014.
Hal ini terlihat dari ketinggian air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, yang kering dan hanya tersisa 10 cm.
Evi memprediksi Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara baru akan memasuki musim hujan sekitar November dan Desember. Sementara Pulau Sumatera, Kalimantan bagian Utara, dan Manado, akan memasuki musim hujan lebih cepat sekitar Oktober dan November.