Finlandia, CNN Indonesia -- Pertumbuhan pemain Angry Birds tidak seperti yang diharapkan. Mau tidak mau, Rovio harus melakukan penghematan dengan merumahkan sebagian karyawan.
Saat pertama muncul di tahun 2011, Angry Birds langsung menjadi primadona. Dalam setahun saja game tersebut sudah diunduh lebih dari satu miliar kali.
Nama para 'burung pemarah' itupun terus melejit. Bahkan film, buku, hingga mainan para karakter di dalamnya laris manis diburu para penggemar. Tapi itu cerita tiga tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini Angry Birds tak setenar dulu. Jumlah unduhan di berbagai toko aplikasi menurun drastis, entah karena pemain sudah mulai bosan, atau karena banyaknya pesaing baru seperti Candy Crush, Clash of Titan dan lainnya.
Imbas dari kepopuleran yang terus merosot itu Rovio harus merumahkan sekitar 130 tenaga kerja, atau 16% dari seluruh total karyawan yang berada di Finlandia.
"Kami membuat tim dengan asumsi adanya pertumbuhan yang lebih cepat," tulis Mikael Hed, CEO Rovio. Seperti dikutip CNN Indonesia dari blog resmi Rovio, Jumat (3/10).
Kini Hed mengaku akan membangun organisasi yang lebih sederhana, dan fokus di tiga segmen yang menjadi jagoan mereka, game, media dan produk konsumen.
"Tidak pernag mudah untuk melakukan perubahan ini, tetapi akan lebih baik dilakukan lebih cepat dari pada nanti," tutup pernyataan Hed.