Yahoo Berencana Investasi di Snapchat

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Okt 2014 13:54 WIB
Yahoo akan ikut berinvestasi di Snapchat dalam putaran pendanaan berikutnya yang membuat nilai perusahaan Snapchat meningkat jadi US$ 10 miliar.
Ilustrasi pengguna ponsel pintar (Getty Images/triloks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan internet Yahoo berencana berinvestasi di perusahaan pengembang aplikasi mobile Snapchat, menurut laporan The Wall Street Journal, Jumat (3/10). Dana yang digelontorkan Yahoo merupakan hasil dari penjualan sahamnya di perusahaan jual beli online, Alibaba, yang resmi melantai di bursa Nasdaq, New York, pada akhir September lalu.

Menurut tiga sumber yang akrab dengan rencana itu, Yahoo dan Snapchat sudah melakukan pembicaraan untuk menggelar investasi putaran berikutnya.

Investasi putaran baru ini diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan Snapchat menjadi US$ 10 miliar. Namun, belum diketahui berapa banyak Yahoo akan berinvestasi di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yahoo dan Snapchat tidah segera mengomentari permintaan konfirmasi dari Reuters.

Perusahaan pemodal Venture Parners dan DST Global, dua investor yang sebelumnya telah menjadi investor Snapchat, dilaporkan berminat untuk menyuntikkan dana lagi ke aplikasi tersebut.

Snapchat sedang menjadi aplikasi favorit di kalangan anak muda karena menyediakan layanan berkirim pesan dengan foto dan video. Uniknya, foto dan video itu akan hilang tanpa jejak beberapa saat setelah dilihat oleh penerima. Pengirim dapat mengatur berapa lama foto dan video itu dapat dilihat oleh penerima hingga akhirnya hilang.

Snapchat didirikan pada September 2011 oleh tiga mahasiswa Stanford University, yaitu Evan Spiegel, Reggie Brown dan Bobby Murphy.

Facebook sempat dilaporkan berminat mengakuisisi Snapchat seharga US$ 3 miliar, namun ditolak oleh para pendirinya. Setelah itu, giliran Google yang dilaporkan akan membeli Snapchat dan telah menyiapkan dana US$ 4 miliar namun hingga kini belum mencapai kesepakatan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER