Jakarta, CNN Indonesia -- Posisi medan magnet di Bumi diprediksi akan berpindah tempat. Saat itu terjadi, dampaknya bisa cukup terasa bagi umat manusia.
Sekelompok ilmuwan dari Italia, Perancis, Columbia University, dan University of California, Berkeley melakukan studi baru yang menunjukan pemutaran atau perpindahan magnetik Bumi. Mereka di antaranya Biaggio Giaccio, Gianluca Sotilli, Courtney Sprain, Sebastien Nomade, dan Paul Renne.
Perpindahan magent Bumi memang tidak akan terjadi dalam waktu sekejap, melainkan secara perlahan hingga akhirnya jarum kompas pun tidak lagi menunjuk ke Utara, tapi ke Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus berfikir tentang efek secara biologis," kata Paul Renne, salah satu anggota kelompok peneliti medan magnet Bumi, seperti dikutip CNN Indonesia dari situs Berkeley, Selasa (21/10).
Medan magnet Bumi berfungsi untuk melindungi planet ini dari radiasi matahari dan sinar kosmik, dayanya mulai melemah selama hampir sembilan bulan belakangan. Para peneliti menyimpulkan penyebabnya berasal dari perpindahan medan magnet Bumi.
Tidak ada sejarah yang mencatat seberapa besar dampak perpindahan magnet terhadap kehidupan manusia, namun para peneliti memprediksi akan ada gangguan besar pada pasokan listrik.
Pusat Bumi terdiri dari inti bagian dalam yang berisikan besi solid, dan inti bagian luar yang mengandung cairan besi yang memiliki daya listrik. Cairan besi tersebut meluap dan menghantarkan panas ke sekitar inti Bumi bagian dalam.
Rotasi Bumi memintal cairan besi tersebut dan menciptakan medan magnet yang 'kekal' pada kutub utara dan selatan. Inilah yang diduga bisa mengacaukan jaringan listrik di Bumi.
Selain menggangu jaringan listrik, melemahnya daya kutub sebelum perpindahan permanen juga dapat meningkatkan epidemi kanker. Situasi ini akan lebih bahaya apabila perpindahan medan magnet Bumi diawali ketidakstabilan magnet, seperti yang sedang terjadi sekarang.
Badan Antariksa Eropa Turun TanganSatelit Swarm milik badan antariksa The European Space Agency (ESA) memantau sinyal dari kutub magnet Bumi secara menyeluruh hingga ke lapisan inti, kerak, serta kondisi lautan.
Para peneliti ESA sejak Juni lalu berharap dapat segera menciptakan sistem navigasi yang mengandalkan medan magnet, seperti instrumen pesawat terbang yang mampu meramalkan gempa bumi dan menunjukan area Bumi yang kaya akan sumber daya.
Ide dari pihak ESA tersebut meyakini bahwa kondisi fluktuatif dari medan magnet Bumi tak hanya dapat membantu memprediksi gempa bumi, namun juga mengidentifikasi lempengan benua yang sewaktu-waktu bergerak.