STEPHEN HAWKING

Kisah Hawking di Layar Lebar

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 12:30 WIB
Perjalanan hidup Stephen Hawking menarik perhatian nominator penghargaan BAFTA untuk mengabadikan kisahnya dalam film dokumenter.
Perjalanan hidup Stephen Hawking menginspirasi sineas Stephen Finnigan untuk direkam dalam film dokumenter (Getty Images/Bruno Vincent)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak usia 21 tahun, Stephen Hawking divonis mengidap Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang melumpuhkan tubuhnya. Ia bertahan hidup meski divonis tak berumur panjang dan kini mencapai usia 72 tahun. Perjalanan hidup Hawking ini menginspirasi banyak kalangan, termasuk sineas Stephen Finnigan.

Finnigan terkenal sebagai pembuat karya dokumenter dan sempat menjadi nominasi penghargaan bergengsi British Academy of Film and Television Arts (BAFTA). Finnigan mendapat kesempatan emas untuk membuat film dokumenter tentang Hawking.

Filmnya berjudul ‘Hawking’ rilis pada September 2013, menceritakan tentang kehidupan Hawking dari masa lalu hingga sekarang, lengkap dengan kegiatan fisikiawan itu sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Finnigan mengaku ide film dokumenter ‘Hawking’ tidak direncanakan. Bahkan ia baru mulai melakukan riset tentang Hawking setelah keduanya mencapai kata sepakat, dimulai dari buku 'A Brief History of Time.'

"Saya harus jujur, pelajaran paling buruk selama saya sekolah adalah matematika dan fisika," kata Finnigan seperti dilansir dari portal berita Cambridge-News. Finnigan mengatakan hal serupa kepada Hawking setelah ia selesai membaca bukunya.

Kendati tak mendapat nilai matematika dan fisika buruk ketika sekolah, hal itu tak mengurungkan niatnya untuk mendokumentasikan seorang Hawking. Bagi Finnigan, menjadikan Hawking sebagai aktor utama bukan hal mudah. Ia merasa harus bisa memberi rasa nyaman.

"Dengan begitu, ia akan terbuka untuk menceritakan kisah masa lalu dan orang-orang terdekatnya. Maka dari itu saya berhasil memfilmkan kesehariannya," kenang Finnigan.

Hawking dan Finnigan mengaku, keduanya berdiskusi melalui surat elektronik untuk membicarakan naskah film dan menentukan bagian mana saja yang direkam. Sebagian besar isinya diambil dari esai dan buku Hawking. Namun, seluruh proses penyuntingan tetap dilakukan oleh Finnigan.

Film ini bagi Finnigan merupakan kado untuk Hawking yang kala itu hendak memasuki usia 70 tahun. Finnigan menilai momen tersebut sangat penting, mengingat sudah hampir setengah abad lalu ia didiagnosis terkena ALS dengan prediksi jangka hidupnya hanya bertahan sekitar tiga tahun saja.

Walau bukan menjadi film dokumenter pertama tentang Hawking, Finnigan yakin film buatannya kali ini dapat menginspirasi para penonton dan memerlihatkan sisi lain seorang Hawking yang jenaka.

Hingga saat ini, ada sejumlah film yang menceritakan biografi sang ahli kosmologi itu, antara lain dokumenter ‘A Brief History of Time’ di tahun 1991 dan ‘Hawking’ persembahan dari BBC yang rilis tahun 2004. Sebentar lagi, film lain yang menceritakan kontroversi kejeniusan Hawking berjudul ‘The Theory of Everything’ bakal tayang pada November 2014.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER