TEKAN PEMBAJAKAN

Google Glass Terlarang di Bioskop

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2014 11:36 WIB
Karena dianggap bisa merekam film yang sedang ditayangnya, para pengguna dilarang membawa Google Glass ke dalam bioskop.
Karena bisa dipakai untuk merekam film, Google Glass dilarang dipakai di dalam bioskop (Reuters/Adrees Latif)
Amerika Serikat, CNN Indonesia -- National Association of Theatre Owners (NATO) dan Motion Picture Association of America (MPAA) secara resmi melarang penggunaan Google Glass di dalam studio bioskop.

Canggihnya fungsi dari perangkat pintar hasil pengembangan tim Google X tersebut, yakni dapat merekam video, membuat NATO dan MPAA cemas akan adanya pembajakan melalui Google Glass.

Keputusan NATO dan MPAA berawal dari kasus seorang pengunjung pada bulan Januari 2014. Ia memakai Google Glass sepanjang film ‘Jack Ryan: Shadow Recruit’ berlangsung, lalu ia dicurigai telah merekam film tersebut dengan Google Glass oleh Department of Homeland Security.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua asosiasi besar di AS tersebut menyatakan larangan atas Google Glas pada acara tahunan NATO, ShowEast 2014. Mereka mengatakan, "NATO dan MPAA memiliki sejarah panjang dalam menyambut teknologi canggih dan menyadari minat tinggi dari konsumen terhadap ponsel pintar dan perangkat pintar lainnya. Namun salah satu tugas kami adalah memastikan tidak terjadinya perekaman secara ilegal di dalam teater, sehingga kami berlakukan kebijakan nirtoleransi bagi penggunaan perangkat rekam."

Larangan tersebut lebih kepada anjuran untuk mematikan perangkat wearable pintar agar dimatikan selama film berlangsung, sama seperti aturan pada ponsel pintar.

Pun NATO dan MPAA juga menekankan, apabila aturan baru tersebut dilanggar, pengunjung diminta untuk meninggalkan tempat. Nantinya akan ada penegasan secara hukum jika ada yang tertangkap melakukan perekaman secara ilegal.

MPAA mewakili industri perfilman Hollywood dan NATO mewakili para pemilik studio bioskop di AS, keduanya menjadikan aturan ini bersifat 'menyeluruh' karena sangat sulit menemukan bioskop yang film-filmnya tidak didistribusikan oleh MPAA, serta tidak berada dibawah naungan NATO.

NATO menaungi 32 ribu studio bioskop, sementara MPAA mewakili enam rumah produksi besar di Hollywood seperti Disney, Warner Brothers, 20th Century Fox, Paramount, Sony, dan Universal.

Selain larangan penggunaan Google Glass oleh NATO dan MPAA, aturan serupa juga diberlakukan di Inggris oleh asosiasi bioskop Cinema Exhibitor's Association.

Tak hanya industri perfilman, ternyata penggunaan perangkat pintar juga tidak diterima oleh sejumlah bisnis lain, seperti restoran, kafe, hingga pusat kebugaran.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER