Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti mulai melakukan penyelidikan terhadap roket antariksa Antares yang meledak pada 28 Oktober lalu di Virginia, AS. Para peneliti menemukan indikasi bahwa mesin yang tertanam pada Antares adalah penyebab utama meledaknya roket ini.
Data menunjukan Antares mengalami kegagalan saat 15 detik setelah peluncuran tahap pertama. Peneliti memprediksi kerusakan itu terjadi pada bagian bawah roket dimana bagian tersebut adalah tempat tersimpannya mesin utama.
Dua mesin roket Antares yang digunakan saat peluncuran, awalnya dibuat untuk sebuah program ruang angkasa yang dilakukan oleh Rusia. Pihak Orbital Sciences selaku pembuat roket Antares berencana mengganti dua mesin itu dua tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Orbital Sciences juga mengumumkan susunan pembentukan dewan yang akan menyelidiki lebih dalam atas kecelakaan tersebut. Tujuh orang anggota berasal dari Orbital Sciences dan NASA, sementara dua anggota lainnya berasal dari badan pengawas Federal Aviation Administration.
Tim ini rencananya akan ikut mengumpulkan puing-puing pesawat sebagai barang bukti dan bahan penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, roket Antares meledak sesaat setelah lepas landas di fasilitas peluncuran roket Virginia. Gagalnya peluncuran roket ini membuat NASA mengalami kerugian mencapai US$ 2 juta atau setara dengan Rp 24 miliar.
Roket ini membawa kargo seberat 2,2698 kilo gram yang berisi bahan makanan dan peralatan penelitian para astronot yang berada di stasiun ruang angkasa internasional (ISS).
Dengan meledaknya roket Antares, para astronot di stasiun ruang angkasa terancama kelaparan karena bahan makanan di sana mulai menipis.