LAYANAN JARINGAN TRANSPORTASI

Uber Taksi Diminta Tutup Layanan di Australia

CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2014 13:13 WIB
Aplikasi jaringan transportasi Uber diminta menutup layanan oleh regulator taksi di Victoria, Australia, karena mengancam keselamatan penumpang.
Aplikasi jaringan transportasi Uber diminta menutup layanan oleh regulator taksi di Australia karena mengancam keselamatan penumpang (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan jaringan transportasi Uber seakan tak pernah berhenti diterpa masalah. Perusahaan itu kini menghadapi tekanan besar dari pemerintah Australia, Jumat (7/11).

Di kawasan Victoria, Taxi Service Commision (TSC) yang menjadi regulator layanan taksi, mengecam agar Uber menghentikan operasi dengan alasan keselamatan penumpang.

"Kami berikan surat agar Uber segera berhenti beroperasi di Victoria," kata juru bicara TSC seperti dikutip dari Mashable.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengemudi tidak mengikuti aturan akreditasi dan lisensi, dan ini menimbulkan risiko keselamatan untuk penumpang," lanjutnya.

Sementara itu di wilayah New South Wales, pengemudi taksi di Sydney membuat sebuah serikat yang menuntut pemerintah untuk menekan pergerakan bisnis Uber di kota ini.

Menurut mereka, konsep ride sharing yang diterapkan pada Uber membuat pendapatan mereka terganggu.

"Ride sharing adalah hal yang buruk. Kita tahu hal ini dapat memperkecil bisnis kami. Kita tahu ride sharing bukanlah kompetisi yang adil," ujar Kepala Dewan Serikat Taksi, Roy Wakelin-King. "Kami tuntut pemerintah untuk menegakan hukum.”

Menanggapi semua tuntutan ini, pihak Uber belum menunjukkan indikasi bakal menghentikan layanan. Namun, untuk beberapa kasus, Uber berjanji membayar denda bagi para pengemudi yang telah melanggar hukum.

"Kami memahami bahwa memperkenalkan sebuah perubahan adalah hal yang sulit, tapi kami terus bekerja dengan pemerintah Australia dan negara lain untuk mengenalkan konsep ride sharing dalam meningkatkan pilihan transportasi di kota," ujar juru bicara Uber dikutip dari The Guardian.

Pihak Uber mengatakan bahwa mereka akan mencoba untuk melanjutkan bisnis dan menyediakan transportasi aman, handal dan dengan harga terjangkau.

Uber didirikan di San Francisco, California, Amerika Serikat, oleh Travis Kalanick dan Garreth Camp pada 2009 silam. Perusahaan rintisan ini dengan cepat meningkatkan valuasi mereka mencapai US$ 17 miliar pada pertengahan 2014.

Dalam keterangan di situs web, Uber mengklaim telah beroperasi di 200 kota di 45 negara. Keberadaan Uber di suatu kota, termasuk Jakarta, kerap diprotes oleh regulator transportasi setempat dan sopir taksi lantaran tak memiliki izin operasional transportasi publik. Bahkan, beberapa pemrotes membawa kasus Uber ke ranah politik.

Pada pertengahan 2014 lalu, lebih dari 10 ribu sopir taksi di Eropa turun ke jalan memprotes Uber. Ini antara lain terjadi di kota London, Paris, Madrid, Milan, Berlin.

Uber nampaknya mengerti posisi tersebut. Karena itu lah, baru-baru ini perusahaan merekrut David Plouffe, mantan manajer tim kampanye politik Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER