Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry saat ini memfokuskan diri untuk mengejar profitabilitas dan tidak akan memasarkan terlalu banyak model perangkat baru di pasar.
John Chen, yang menjadi CEO BlackBerry sejak November 2013, telah melakukan sejumlah upaya untuk meraih keuntungan, yaitu dengan melakukan pemangkasan karyawan, menjalin kemitraan dengan perusahaan manufaktur, memperluas ketersediaan aplikasi BlackBerry Messenger, dan menjual sejumlah aset properti di Waterloo, Ontario, Kanada.
"Setelah kami mengubah perusahaan ini untuk profitabilitas, saya akan melakukan semua yang saya bisa agar tidak kehilangan uang lagi," kata Chen seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 59 tahun asal Hong Kong ini, sebelumnya dikenal berhasil menyelematkan perusahaan Sybase yang hampir bangkrut hingga akhirnya dijual ke SAP sebesar US$ 5,8 miliar pada tahun 2010.
"Jika anda melihat rekam jejak saya di Sybase, saya pikir kami menghasilkan uang sekitar 60 kuartal berturut-turut, bahkan ketika terjadi dotcom bubble meledak kami tetap menguntungkan. Saya suka filosofi itu," ujar Chen, seraya menambahkan bahwa cobaan terburuk untuk BlackBerry sudah ia lewati.
"Kami akan bertahan sebagai perusahaan dan sekarang saya agak percaya diri," katanya. "Kami mengelola rantai pasokan, kami mengelola persediaan, kami mengelola uang tunai, dan kami memiliki anggaran sehingga membuat sangat mudah mengelola BlackBerry. Sekarang kita harus mulai melihat pertumbuhan."
Tepat setahun lalu, BlackBerry mengumumkan bakal mengambil sejumlah langkah strategi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Langkah itu adalah menjual mayoritas saham perusahaan, mendirikan perusahaan patungan, atau melanjutkan strategi awal.
Setelah itu, BlackBerry memilih untuk melanjutkan strategi awal namun mengganti "nahkoda kapal" yang kini diduduki oleh Chen.
Prem Watsa, pemilik Fairfax Holdings Financial yang merupakan pemegang saham terbesar di BlackBerry, mengatakan bahwa kehadiran Chen membawa angin segar untuk perusahaan.
"Dia datang dan secara cepat menciptakan stabilitas lalu meletakkan sebuah peta sebagai petunjuk arah," ujar Prem.
Untuk memacu pertumbuhan, BlackBerry akan meluncurkan peranti lunak keamanan dan manajemen perangkat mobile, BES 12, pekan ini. Sistem tersebut memungkinkan perusahaan dan instansi pemerintah untuk mengelola dan mengamankan bukan hanya perangkat BlackBerry pada jaringan internal mereka, tetapi perangkat bersistem operasi Android, iOS, dan Windows Phone.
Pada bulan Desember, perusahaan akan meluncurkan BlackBerry Classic, sebuah perangkat yang mirip dengan ponsel seri Bold di masa lalu.
Bulan September lalu BlackBerry melaporkan keuntungan setelah berjuang selama dalam lima kuartal terakhir. Persaingan ketat dari Apple, Samsung dan saingan lainnya telah memakan pangsa pasar yang pernah didominasi BlackBerry.
Perusahaan akan bermain di segmen pasar menengah dan satu perangkat yang radikal, seperti BlackBerry Passport, untuk segmen premium. Namun, semua itu tidak diproduksi dalam jumlah besar sehingga pasokan akan terbatas agar menghindari buntung.