PASAR PONSEL PINTAR

BlackBerry Kalah Perang di Indonesia

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 11:10 WIB
Perebutan pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia semakin keras, dan menurut data IDC, BlackBerry kini sudah tersingkir dari pertempuran itu.
BlackBerry Z10, salah satu ponsel andalah BlackBerry yang memiliki spesikasi kelas atas di masanya (Sean Gallup/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry pernah jaya. Pada 2010 lalu produsen asal Kanada itu punya 33,7 persen pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia, jumlahnya pun naik jadi 43 persen di 2011, lalu turun jadi 36,1 persen di 2012 dan 13,5 persen di 2013.

Perolehan BlackBerry tak juga membaik di 2014. Berdasarkan catatan IDC, selama enam bulan penjualan di 2014 BlackBerry hanya mengantongi tiga persen dari total pasar ponsel pintar.

Kuat dugaan, BlackBerry mulai sulit bersaing dengan Samsung yang hingga kini masih mendominasi penjualan ponsel di Indonesia. Belum lagi pesaing dari ponsel 'murah' seperti Evercoss, Advan atau bahkan Smartfren.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi teknologi BlackBerry mungkin tak kalah canggih. Menurut Andrew Cobam, mantan petinggi BlackBerry di Indonesia, ada beberapa hal yang membuat BlackBerry mengalami kemunduran.

"BlackBerry adalah produk kelas dunia, Waterloo hanya salah mengelolanya," kata Andrew, seperti dikutip dari The Globe and Mail, Senin (10/11).

Kesalahan pertama, menurut Andrew, adalah kebijakan yang selalu terpusat dari Waterloo. Padahal aturan yang mereka tetapkan belum tentu bisa diserap dengan baik di negara lain. Pria yang kini menjadi konsultan itu mencontohkan kasus diskon 50 persen untuk 1.000 pelanggan pertama produk BlackBerry yang baru diluncurkan.

Keputusan itu konon ditentang oleh BlackBerry Indonesia. Namun tetap saja dilakukan hingga akhirnya menimbulkan kerusuhan akibat antrean yang membludak.

Namun bukan cuma di Indonesia, secara keseluruhan BlackBerry juga sedang mencari cara baru memacu pertumbuhan. Salah satunya BlackBerry akan meluncurkan peranti lunak keamanan dan manajemen perangkat mobile, BES 12, pekan ini. Sistem tersebut memungkinkan perusahaan dan instansi pemerintah untuk mengelola dan mengamankan bukan hanya perangkat BlackBerry pada jaringan internal mereka, tetapi perangkat bersistem operasi Android, iOS, dan Windows Phone.

Pada bulan Desember, perusahaan akan meluncurkan BlackBerry Classic, sebuah perangkat yang mirip dengan ponsel seri Bold di masa lalu. Namun tetap saja, langkah itu belum menjamin pertumbuhan bisnis BlackBerry di Indonesia.

Indonesia sendiri masih masuk dalam empat besar negara prioritas Blackberry. Bahkan dibanding negara berkembang lainnya, CEO BlackBerry John Chen menganggap Indonesia sebagai 'anak emas'. Hal ini dibuktikan dengan kadatangannya beberapa waktu lalu demi memperkenalkan BlackBerry Jakarta.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER