Jakarta, CNN Indonesia -- Martin Cooper merupakan orang pertama yang melakukan panggilan telepon dari telepon seluler dalam genggaman pada 3 April 1973. Di tengah kemajuan industri ponsel, Cooper memprediksi pemikiran manusia dalam karya fiksi ilmiah sebagian besar akan terealisasi dalam ponsel pintar.
Cooper memprediksi ponsel akan menjadi pusat kontrol dari perangkat yang bisa dipakai di tubuh manusia (
wearable device). Dalam skenario ini, pengguna tidak perlu lagi menyentuh layar ponsel untuk melakukan navigasi karena bakal ada peranti lunak cerdas yang mengakomodir keinginan pengguna dan mampu mendeteksi gerakan, termasuk gerakan mata.
Sebuah
earphone kecil akan dipakai terus-menerus oleh pengguna untuk membuat perintah. "Tidak ada lagi yang mengambil ponsel pintar untuk melakukan panggilan," kata Cooper seperti dikutip dari
The Wall Street Journal, Jumat (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cooper, yang kini berusia 86 tahun dan tinggal di San Diego, California, Amerika Serikat, mengaku membeli ponsel terbaru selama enam bulan. Ia juga sering membeli
wearable device.
Ponsel di masa depan juga akan dibekali banyak sensor, bahkan tak menutup kemungkinan ada sensor yang ditanam di tubuh manusia.
Sensor itu bakal melacak aktivitas manusia, seperti kesehatan dan kebugaran, yang dapat memberi peringatan tentang kondisi berbahaya seperti serangan jantung. "Kita akan memiliki komputer yang kuat yang dapat membantu kita berpikir dan membantu kita mengingat," ujarnya.
Ia pun memprediksi otak manusia yang menggunakan teknologi secara aktif akan tumbuh lebih cepat dan lebih besar karena terus memikirkan pertanyaan serius dibandingkan dengan otak pengguna yang tak memanfaatkan teknologi tersebut.
"Saya adalah penggemar fiksi ilmiah," tutur Cooper. "Semua fiksi ilmiah akhirnya menjadi kenyataan."
Kendati demikian, Cooper mengaku tak suka dengan ponsel berukuran besar. Ia menggambarkan ada hal yang salah dalam industri.
Menurutnya, ponsel ukuran besar dari perusahaan ternama dirancang untuk menyenangkan penggemar teknologi dan orang-orang yang mengikuti fesyen. Ia mencontohkan, seseorang membeli iPhone 6 cenderung karena temannya memiliki barang tersebut, bukan karena produk itu benar-benar sesuai dengan kebutuhannya.
"Orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari ponsel besar adalah orang-orang yang memiliki masalah mata atau aplikasi yang membutuhkan layar lebar," kata Cooper. Sementara itu, beberapa pengguna akan merasakan ponsel tidak pas untuk disimpan di saku dan tidak cocok untuk tujuan utama mereka menelepon. "Mereka terlihat konyol ketika Anda menempelkan ponsel ke telinga," ujarnya.
Dalam merancang ponsel atau teknologi apa pun, Cooper menyarankan agar perusahaan tak hanya melibatkan insinyur teknologi, tetapi juga seorang antropolog untuk meletakkan dasar manfaat sebuah produk.