Jakarta, CNN Indonesia -- Rocket Internet, investor dari situs web
e-commerce Lazada dan Zalora, berharap setidaknya bisa membangun 10 perusahaan rintisan baru pada tahun 2015. Perusahaan juga akan bekerja lebih erat dengan jejaring sosial Facebook.
Hal ini juga menandai kerja sama global antara Rocket Internet dan Facebook untuk menampilkan iklan promosi dari produk dan jasa yang dijual.
Hingga 2014 Rocket Internet setidaknya memiliki 20 perusahaan yang bergerak di bidang
e-commerce dan
marketplace.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sekian banyak produk Rocket Internet, situs web yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Lamoda di Rusia dan Jabong di India yang pendapatannya tumbuh 112 persen dan 187 persen.
Rocket Internet didirikan pada tahun 2007 di Berlin, Jerman, oleh tiga bersaudara, yaitu Oliver, Alexander, dan Marc Samwer. Perusahaan pemodal venturan sekaligus inkubator ini telah membuat situs web untuk jual beli produk fesyen, elektronik, pengiriman makanan, jasa transportasi taksi, hingga jual beli properti.
CEO Oliver Samwer mengatakan, bisnis
e-commerce yang dijalaninya baru akan mencapai titik balik modal atau impas dalam waktu enam sampai sembilan tahun.
"Kesempatan kami sangat besar dan perjalanan kita baru saja dimulai," katanya seperti dikutip dari Reuters.
Secara keseluruhan, 12 perusahaan yang dikelola Rocket Internet sementara masih rugi, dengan kenaikan rata-rata saat ini sebesar 12 persen dalam margin penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dibandingkan tahun 2013.
Rocket Internet resmi menjadi perusahaan publik dengan menjual sahamnya di bursa Frankfurt, Jerman, pada 1 September 2014.
Saham Rocket Internet dijual seharga 42,50 euro per lembar yang disebut Reuters sebagai penjualan saham perdana terbesar di Eropa sejak tahun 2000. Hingga kini saham Rocket Internet berada di 47,92 euro per lembar saham.
Mereka sering disebut sebagai peniru ide-ide dari perusahaan jual beli online Amazon atau eBay di Amerika Serikat. Rocket Internet sengaja menghindari pasar negara maju atau negara yang ekosistem jual beli online-nya sudah sesak, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Kini, Rocket Internet mempekerjakan sekitar 20 ribu karyawan dan fokus beroperasi di negara berkembang seperti Indonesia, India, Filipina, Pakistan, Polandia, Sri Lanka, Brasil, dan mereka juga punya jaringan besar di Eropa termasuk di Italia, Spanyol, Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Rusia.