Jakarta, CNN Indonesia -- Kebutuhan akan media penyimpanan dipastikan bakal terus bertambah. Bukan cuma di kalangan konsumen, tapi sampai ke level pengelola pusat data (data center).
Bicara soal pusat data memang tak bisa lepas dari berbagai merek media penyimpanan, salah satu vendor yang sedang ambisius adalah Western Digital (WD).
WD bisa dibilang bukan perusahaan baru di dunia penyimpanan. Awal berdiri di tahun 1970-an perusahaan ini lebih dikenal sebagai produsen kalkulator, baru beberapa waktu kemudian mulai terjun ke industri komponen komputer, itu pun bukan hardisk, tapi masih membuat kartu grafis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepuluh tahun sejak berdiri WD baru mulai terjun di industri penyimpanan. Semakin hari, bisnisnya semakin besar hingga kini perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini menjadi yang terbesar di bidang media penyimpanan.
Namun industri media penyimpanan sudah berubah. Orentasi bisnis bukan lagi membidik para konsume perakit komputer, atau pekerja kantoran yang membutuhkan ruang penyimpanan lebih. WD melihat masa depan mereka berada pada pusat data.
"Saat ini kami fokus ke sana, dan kami akan bekerja keras untuk itu,” kata Albert Chang, Senior Product Marketing Western Digital untuk wilayah Asia Pasifik.
Kepada CNN Indonesia Chang bercerita banyak soal alasan mereka memilih pusat data sebagai bisnis utama di masa depan. Salah satunya soal era 'Big Data' yang disambut beragam para penyedia layanan.
"Big data itu akan menghabiskan sekitar 10 miliar TeraByte. Coba bayangkan, berapa banyak hardisk yang diperlukan,” lanjut Chang.
Namun tak melulu soal kapasitas penyimpanan. Mengelola big data juga membutuhkan sistem yang baik agar bisa menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.
Big data itu akan menghabiskan sekitar 10 miliar TeraByte.Albert Chang, |
"Setahu saya yang sudah memanfaatkan big data itu Google, eBay, dan Amazon. Facebook saja belum bisa mengambil untung dari data yang mereka punya," jelas Chang.
Saat ini Chang mengaku sedang melakukan pendekatan dengan Facebook untuk berbicara mengenai pengelolaan data. Bukan cuma menawarkan media penyimpanan, tapi juga sistem yang memadai untuk mengelola hal itu.
Sistem yang dimaksud Chang bukanlah sebuah sistem konvensional yang selama ini dipakai para produsen server. Biasanya, satu server hanya bisa melayanni hingga beberapa tumpuk hardisk, WD mengklaim punya cara yang lebih canggih.
"Storage tanpa server (fisik) Anda bisa menambahkan kapasitasnya dengan sangat mudah," sebut pria penggemar kopi Jawa itu.
Chang yakin bahwa sistem penyimpanan yang bagus, dapat mewujudkan sebuah pusat data yang tangguh, aman, serta efisien. Tak heran jika WD secara tegas menyatakan tekad mereka untuk fokus ke pasar yang lebih besar.
"Ini bukan berarti kami meninggalkan konsumen, produk untuk retail akan tetap ada," tutup Chang.