Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah pengguna kartu kredit yang masih sedikit memunculkan ide perusahaan payment getaway Veritrans. Mereka rela mengambil risiko menjadi jembatan antara penjual (merchant) dan bank.
Veritrans, perusahaan rintisan yang baru berdiri selama dua tahun ini memberikan layanan kepada para penjual yang bergerak di bidang e-commerce ataupun rintisan yang ingin mengajukan pembayaran ke bank.
"Tidak semua bank mau menerima ajuan para penjual, jadi kami hadir untuk mempermudah transaksi online untuk mereka," jelas manajer projek Veritrans, Nuzuly Tara saat ditemui pada acara Startup Asia, Rabu (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Veritrans pun juga akan tetap mempertimbangkan keabsahan dari perusahaan online yang mengajukan layanan pembayaran.
Dengan memanfaatkan akun resmi Veritrans, tiap klien akan mendapatkan nomor yang berbeda-beda untuk tiap pembayaran, sehingga mereka cukup menggunakan token itu untuk mengkonfirmasi pembayaran dan Veritrans akan menerima notifikasi. "Kami mengedepankan keamanan juga," lanjut Nuzuly.
Tiap penjual atau perusahaan rintisan yang hendak menggunakan jasa Veritrans, mereka tidak dipungut biaya sama sekali. Sedangkan Veritrans mendapatkan keuntungan dari tiap transaksi yang berlangsung, yaitu Rp 2.500.
Pemangku kepentingan Veritrans ada tiga, yakni Veritrans Jepang, Netprice Jepang, dan Midplaza.
Veritrans Indonesia sendiri mengadaptasi teknologi dan cara-cara yang digunakan dari Jepang tentang bagaimana menjadi payment getaway yang baik serta pengelolaan infrastruktur pembayaran.
Sampai saat ini, Veritrans melayani sejumlah perusahaan rintisan kondang seperti Traveloka, Berrybenka, Tokopedia, Rakuten, hingga Blitz Megaplex.