TELEKOMUNIKASI

Menkominfo: Operator Tak Dapat Untung dari Google Cs

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 18:58 WIB
Rudiantara mengakui selama ini operator telekomunikasi tidak mendapatkan keuntungan dari para pemain over the top (OTT). Namun, bukan berarti operator merugi.
Layanan over the top (OTT) merupakan layanan yang memanfaatkan jaringan infrastruktur internet agar bisa diakses oleh pengguna. (Getty Images/Justin Sullivan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengakui bahwa selama ini operator telekomunikasi tidak mendapatkan keuntungan dari para pemain over the top (OTT) yang layanannya berjalan di atas infrastruktur telekomunikasi. Namun, bukan berarti operator mengalami kerugian karena layanan OTT.

“Masalahnya bukan karena operator rugi, tapi karena tidak dapat untung dari OTT,” ujar Rudiantara dalam diskusi IndoTelko Forum di Jakarta, Kamis (11/12).

Perusahaan atau operator telekomunikasi mengeluh, mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk membangun infrastruktur. Ironisnya, pundi keuntungan dari penyediaan infrastruktur ini malah dinikmati sangat besar oleh pemain OTT yang sama sekali tidak memberikan pendapatan untuk operator.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita yang bangun (infrastruktur), mereka yang dapat dapat uang,” keluh Direktur Utama XL Axiata, Hasnul Suhaimi.

OTT merupakan layanan berbasis aplikasi atau web yang memanfaatkan jaringan internet agar bisa diakses pengguna, seperti Google, WhatsApp, Facebook, Twitter, Path, hingga portal berita. Layanan ini bisa diakses berkat infrastruktur telekomunikasi.

Dengan pelanggan membeli paket data untuk mengakses internet, operator sebenarnya telah mendapatkan keuntungan atas investasi yang mereka keluarkan. Namun, operator mengaku tarif yang mereka tetapkan sangat rendah lantaran harus menghadapi persaingan ketat.

Beberapa cara telah dilakukan operator telekomunikasi untuk mendapatkan uang dari pemain OTT, salah satunya dengan membuat iklan peralihan (intrusive ads). Pada kenyataannya, iklan peralihan ini justru banyak dikritik oleh pemain konten, termasuk portal berita.

“Kita coba adopsi model bisnisnya mereka, malah protes dengan alasan net neutrality. Kita minta ada kerjasama dengan hitung-hitungannya,” lanjut Hasnul.

Menghadapi keluhan itu, Rudiantara meminta para operator untuk menawarkan skema kerja sama dengan OTT agar tercipta kondisi seimbang antara penyedia jaringan dengan pemain OTT. Ia berjanji untuk membantu dalam melakukan mediasi guna menemukan kerja sama yang ideal.

Terkait iklan peralihan, Rudiantara mengaku masih mengkaji dan setidaknya bisa menyelesaikan masalah ini pada Maret 2015.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER