Jakarta, CNN Indonesia -- Burung adalah bangsa hewan yang tak bergigi. Tapi sebuah penemuan fosil Archaeopteryx di Jerman pada 1861 sudah lama mengindikasikan bahwa nenek moyang burung sebetulnya makhluk bergigi. Lantas sejak kapan gigi-gigi itu hilang?
Sebuah penelitian dilakukan untuk mencari gen gigi pada burung modern, untuk mencari tahu sejak kapan burung menjadi satwa edentualism alias tak bergigi.
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi dari Universitas California, Riverside, dan Montclair State University, telah mendapatkan jawabannya. Dengan meneliti gen gigi pada sisa-sisa organisma yang ada pada fosil burung, mereka mendapati bahwa burung tak lagi bergigi sejak lebih dari 100 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mark Springer, guru besar biologi di Montclair State University, mengatakan pelajaran terbesar dari penemuan mereka adalah 'gen mati', berupa sisa-sisa hewan mati yang terawetkan dalam fosil. Dari gen 'mayat' itulah mereka kemudian bisa mengungkap rahasia evolusi burung.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science itu menyebutkan bahwa burung modern memiliki paruh melengkung dan saluran pencernaan yang kuat untuk membantu mereka mengunyah dan mengolah makanannya.
Berdasarkan penelitian pada fosil burung Archaeopteryx di Jerman pada 1861 mengindikasikan bahwa burung itu berasal dari reptil yang bergigi.
Sebagian ilmuwan sudah lama meyakini mengetahui bahwa burung berevolusi dari dinosaurus theropoda alias dinosaurus karnivora berkaki dua, seperti Tyrannosaurus rex, yang punya banyak gigi tajam.
Tapi tak ada seorang pun yang tahu mengapa gigi-gigi itu kemudian hilang. Sudah satu setengah dekade hal itu menjadi rahasia yang belum terungkap.
Maka Mark Springer dan timnya kemudian menyelidiki keberadaan gen yang memicu pertumbuhan gigi. Di vertebrata, formasi gigi melibatkan enam gen yang penting untuk menumbuhkan enamel dan dentin.
Peneliti kemudian mencari mutasi yang menonaktifkan keenam gen itu pada genom dari 48 spesies burung, yang dianggap mewakili segala jenis burung di dunia.
Mereka mendapati bahwa semua spesies burung memiliki mutasi dentin dan enamel yang sama. "Kehadiran beberapa mutasi penonaktifan gen gigi yang diperlihatkan oleh ke-48 spesies burung mengindikasikan bahwa hilangnya enamel dimulai sejak 116 juta tahun lalu," kata Springer.
Para peneliti itu juga menemukan mutasi pada gen enamel dan dentin pada vertebrata lain yang tak bergigi, seperti: kura-kura, trenggiling, dan sloth.