LAPORAN DARI TIONGKOK

Di Tiongkok, Sebelum Dijual Smartphone Harus Disiksa

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2014 09:43 WIB
Ketahanan produk ponsel pintar yang dipakai konsumen sangat bergantung dari hasil 'penyiksaan fisik’ yang dilakukan oleh tim litbang. Seperti apa?
Kantor penelitian dan pengembangan Huawei di Shanghai, Tiongkok. Perusahaan juga memiliki pusat penelitian dan pengembangan di Shengzen (Tiongkok), Amerika Serikat, India, dan Swedia. Totalnya, ada 10.000 karyawan yang bekerja di seluruh pusat penelitian dan pengembangan. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Untuk uji banting jarak dekat, ponsel yang sedang mereka kembangkan dimasukkan ke mesin yang memiliki 10 kotak seukuran kaleng kerupuk. Mesin tersebut kemudian diputar sebanyak 200 kali sehingga membuat ponsel terpontang-panting ke sana-sini sebanyak 200 kali pula.

Dari sana, Huawei dapat mengetahui bagian apa saja yang mengalami kerusakan, termasuk kerusakan pada komponen peranti keras seperti layar atau tombol, hingga kerusakan bodi yang menyelimuti ponsel.

Uji banting juga dilakukan dengan skenario bahwa ponsel terjatuh dari jarak dan kecepatan tinggi. Uji banting kali ini direkam dengan kamera yang menangkap video secara slow motion.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senior Tester Engineer Huawei, Yang Cheng Jun mengatakan, uji banting dari jarak tinggi ini dilakukan pada enam sisi ponsel, mulai dari bagian layar dan punggung ponsel, sisi samping kanan-kiri sampai sisi atas-bawah. Masing-masing sisi itu akan menghantam sebuah keramik sebanyak dua kali.

“Kami akan memantau setiap kerusakan yang terjadi pada produk yang sedang kami kembangkan. Setelah itu, tidak menutup kemungkinan kami akan mengubah desain software, hardware, atau desain luarnya,” ujar Cheng Jun saat ditemui pada Senin (15/12).

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER