Untuk uji banting jarak dekat, ponsel yang sedang mereka kembangkan dimasukkan ke mesin yang memiliki 10 kotak seukuran kaleng kerupuk. Mesin tersebut kemudian diputar sebanyak 200 kali sehingga membuat ponsel terpontang-panting ke sana-sini sebanyak 200 kali pula.
Dari sana, Huawei dapat mengetahui bagian apa saja yang mengalami kerusakan, termasuk kerusakan pada komponen peranti keras seperti layar atau tombol, hingga kerusakan bodi yang menyelimuti ponsel.
Uji banting juga dilakukan dengan skenario bahwa ponsel terjatuh dari jarak dan kecepatan tinggi. Uji banting kali ini direkam dengan kamera yang menangkap video secara
slow motion.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senior Tester Engineer Huawei, Yang Cheng Jun mengatakan, uji banting dari jarak tinggi ini dilakukan pada enam sisi ponsel, mulai dari bagian layar dan punggung ponsel, sisi samping kanan-kiri sampai sisi atas-bawah. Masing-masing sisi itu akan menghantam sebuah keramik sebanyak dua kali.
“Kami akan memantau setiap kerusakan yang terjadi pada produk yang sedang kami kembangkan. Setelah itu, tidak menutup kemungkinan kami akan mengubah desain
software, hardware, atau desain luarnya,” ujar Cheng Jun saat ditemui pada Senin (15/12).