
Bencana Alam
Peneliti LIPI: Waspada Longsor Susulan di Banjarnegara
Yohannie Linggasari, CNN Indonesia | Rabu, 17/12/2014 12:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Adrin Tohari dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperingatkan kemungkinan terjadinya longsor susulan di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kondisi longsoran tanah di lokasi bencana mencapai ketebalan sepuluh meter disebut dalam keadaan stabil dan tidak bergerak. Namun, Adrin, yang telah meninjau ke lokasi sejak Minggu (14/12), menemukan adanya potensi longsor susulan.
"Saya menemukan adanya genangan air di bawah lereng curam. Genangan itu muncul dari mata air," katanya saat ditemui di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (17/12).
Adrin menjelaskan yang harus diwaspadai adalah adanya dua tebing curam yang terbentuk dari longsoran di sisi barat dan timur lokasi.
"Gawir atau tebing curam di sisi timur ini membentuk kolam tampungan aliran air dari atas seluas sekitar 90 meter persegi. Di bawah kolam terdapat material longsoran lebih dari 1.000 meter kubik yang bisa menimbulkan longsor susulan bila air meluap," katanya.
Adrin merekomendasikan pembangunan jaringan pipa untuk membuang air agar tidak terjadi longsor susulan. Ia juga menyarankan agar kawasan itu jadi kawasan non-hunian karena situasi tanah akan bergerak lagi jika curah hujan tinggi.
Selain itu, ia juga merekomendasikan agar program kesiapsiagaan menghadapi bencana jadi program pemerintah daerah.
Adapun Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain berpendapat faktor sosial seperti penduduk yang bermukim di kawasan itu juga harus diperhatikan.
"Penduduk melihat kawasan itu selayaknya hidup mereka. Bila dipindahkan dari situ, mereka akan merasa tercerabut dari akarnya," kata Iskandar.
Bila sudah demikian, ia menyarankan pemerintah dapat lebih memperhatikan konstruksi bangunan.
Bencana tanah longsor di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terjadi pada Jumat (12/12). Sejauh ini, sudah ditemukan 64 korban tewas. (Baca: Rektor UGM: Secara Alami Banjarnegara Rawan Longsor)
Kondisi longsoran tanah di lokasi bencana mencapai ketebalan sepuluh meter disebut dalam keadaan stabil dan tidak bergerak. Namun, Adrin, yang telah meninjau ke lokasi sejak Minggu (14/12), menemukan adanya potensi longsor susulan.
"Saya menemukan adanya genangan air di bawah lereng curam. Genangan itu muncul dari mata air," katanya saat ditemui di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (17/12).
Adrin menjelaskan yang harus diwaspadai adalah adanya dua tebing curam yang terbentuk dari longsoran di sisi barat dan timur lokasi.
"Gawir atau tebing curam di sisi timur ini membentuk kolam tampungan aliran air dari atas seluas sekitar 90 meter persegi. Di bawah kolam terdapat material longsoran lebih dari 1.000 meter kubik yang bisa menimbulkan longsor susulan bila air meluap," katanya.
Adrin merekomendasikan pembangunan jaringan pipa untuk membuang air agar tidak terjadi longsor susulan. Ia juga menyarankan agar kawasan itu jadi kawasan non-hunian karena situasi tanah akan bergerak lagi jika curah hujan tinggi.
Selain itu, ia juga merekomendasikan agar program kesiapsiagaan menghadapi bencana jadi program pemerintah daerah.
Adapun Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain berpendapat faktor sosial seperti penduduk yang bermukim di kawasan itu juga harus diperhatikan.
"Penduduk melihat kawasan itu selayaknya hidup mereka. Bila dipindahkan dari situ, mereka akan merasa tercerabut dari akarnya," kata Iskandar.
Bila sudah demikian, ia menyarankan pemerintah dapat lebih memperhatikan konstruksi bangunan.
Bencana tanah longsor di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terjadi pada Jumat (12/12). Sejauh ini, sudah ditemukan 64 korban tewas. (Baca: Rektor UGM: Secara Alami Banjarnegara Rawan Longsor)
ARTIKEL TERKAIT

Rusia Ingin Bangun Stasiun Luar Angkasa Sendiri
Teknologi 4 tahun yang lalu
Jerman Beli Robot Manusia untuk Jalankan Tugas Berbahaya
Teknologi 4 tahun yang lalu
Tinggal 5 Ekor, Badak Putih Utara Terancam Punah
Teknologi 4 tahun yang lalu
Gerhana Langka akan Terjadi di Indonesia Timur
Teknologi 4 tahun yang lalu
Astronaut Bikin Alat yang Hasilkan Oksigen di Mars
Teknologi 4 tahun yang lalu
Lupakan Mars, Manusia Dipercaya Bisa Hidup di Asteroid
Teknologi 4 tahun yang lalu
BACA JUGA

SBY Disebut akan Berikan Sikap Politik Bulan Ini
Nasional • 07 December 2019 00:55
Asap Pekat Warnai Padaman Api di Lokasari Square
Nasional • 07 December 2019 00:28
Dishub Akan Tambah Petugas Jaga di U-turn Jalan Satrio
Nasional • 07 December 2019 00:15
Mendagri Perintahkan Pemda Anggarkan Dana Antisipasi Karhutla
Nasional • 06 December 2019 23:55
TERPOPULER

VIDEO: Baterai 5.000 mAh Redmi 8 & 8A diharga Rp1 jutaan
Teknologi • 3 jam yang lalu
Bea dan Cukai Sebut Tak Tahu Asal Ferrari di Pesawat Garuda
Teknologi 5 jam yang lalu
Menkominfo: Kisruh Helmy Yahya Bukan Masalah Baru di TVRI
Teknologi 4 jam yang lalu