MISI ANTARIKSA

Senyawa Organik dan Metana Ditemukan di Mars

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 14:55 WIB
NASA mengklaim telah menemukan senyawa organik di Mars. Tanda bahwa Mars bisa dihuni manusia atau simbol pernah ada kehidupan di sana?
Penjelajah Mars, Curiosity. (Dok. mars.jpl.nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada Selasa lalu ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan penemuan menarik di Planet Mars. Di acara American Geophysical Union di San Fransisco mereka mengklaim telah menemukan senyawa organik di Mars.

Carl Sagan, ilmuwan NASA, yang sudah bekerja selama 20 bulan terakhir untuk menganalisa sampel dari atmosfir dan permukaan Mars. Dia menyebutkan telah menemukan unsur organik.

Asalnya dari kandungan metana di atmosfir Mars dan senyawa organik yang ditemukan pada sampel bebatuan Mars yang dibor dari sebuah batu bernama Cumberland.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metana adalah senyawa organik paling sederhana. Ia dideteksi memakai alat bernama Sample Analysis at Mars (SAM). Alat ini dipasang di kapal robotika penjelajah Mars, Curiosity.

Tak lama setelah mendarat di Mars, ilmuwan mulai memakai SAM untuk mengukur konten kimiawi pada atmosfir Mars secara berkala. Dari banyak sampel, level metana sangat rendah. Tiba-tiba pada suatu periode, angkanya melonjak drastis.

Pendeteksian Metana di Mars sebetulnya sudah pernah diketahui pada 2003 dan 2004 ketika peneliti memakai spektrometer yang sensitif di Bumi untuk mendeteksi metana di atmosfir Mars.  

Tapi para ilmuwan NASA masih belum tahu pasti bagaimana metana diproduksi di Mars. Dari eksperimen Ada dugaan prosesnya bisa terjadi secara biologi maupun tidak. Namun terdeteksinya fluktuasi kehadiran metana di Mars sendiri sudah mengejutkan para ilmuwan.

Penemuan senyawa organik kedua adalah dari material yang dibor dari Mars. Setelah mengebor di beberapa titik, Curiosity pun mengebor di sebuah batu bernama Cumberland.

Cumberland dipilih karena batu itu sejenis batu lumpur yang terbentuk dari proses bernama digenesis alias metamorfosis sedimen menjadi batu. Cairan mungkin mengalir selama proses digenesis dan senyawa perklorat (Semacam senyawa garam) dapat menghancurkan organik dalam proses itu.

Ditemukannya senyawa organik itu makin melengkapi bahan yang diperlukan untuk mencari tahu apakah Mars bisa dihuni atau pernahkah ada kehidupan di sana.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER